KARAWANG-.PELITAKARAWANG -.COM-.Pada suatu hari sepulang kerja aku merasa penat yang amat sangat seharian aku berkutat dengan berbagai pertanyaan pertayaan yang di lontar kan oleh para petani yang menayakan dari yang biasa hingga yang luar biasa dari pertanyaan menanam padi sampai bagai mana menghadapi setelah tanam dan sampai ahirnya kalo panen apa penyuluh mau membeli hasil panennya hehehe dianggapnya penyuluh itu banyak uangnya karna selalu rapi selalu tersenyum di depan mereka semua penyuluh mungkin akan bisa melupakan beban sejenak jika berkumpul dengan poktan atau personal petani .di tengah penat ku aku mencoba berhenti di lapangan sepak bola yang tak jauh di sebelahnya ada kuburan pula di situ aku melihat anak anak asik bernan petak umpet .

ada yang sangat menarik dan sangat menggugah hatiku di saat mereka akan memulai permainan mereka mengadakan undian dengan tangan mereka . kalo di jawa suka di sebut ping swit .kalo di karawang juga sama ping swit mereka tidak membedakan besar kecil mereka melakukan sama siapa yang kalah harus berjuang swit dengan rekan mereka berikutnya sampai menang atau malah akan kalah sampai ahir .jika menang mereka bebas berkeliaran untuk bersembunyi .untuk di cari oleh sang penjaga dengan berbagai macam cara mereka sembunyi dengan kemenangan nya ada yang di balik pohon , ada yang merangkak di batu nisan ada juga yang duduk di belakangku ( dianggapnya aku patung semar kali yah heheh )karna dengan tubuh ku yang tambun dan agak pendek apalagi di bungkus dengan baju kebesaran ku yang memang salah jahit kedodoran sana sini, sebagai persiapan siapa tahu tahun depan tidak ada seragam lagi kan masih bisa di pakai ( Dalam Rangka Penghematan hehehe ).

kembali kepada permainan petak umpet yang sedang berlangsung anak yang besembunyi ketangkep dan dengan entengnya menyalah kan aku mengapa aku garuk garuk kepala hingga dia ketangkap dan tubuhnya kelihatan oleh sang penjaga .aku bingung mengapa aku jadi tidak merdeka padahal aku dan dia tidak ada kontrak sama sekali .

dalam kegalauan ku itu aku melihat mereka pingswit lagi aku mendekat dan di sapa
'bapak mau ikutan main petak umpet ? dengan semangat aku menganguk ok

mulailah aku pingswit dengan mereka aku mulai sadar mengapa dalam pingswit itu tidak semua jari di pakai mengapa hanya jempol, telunjuk, dan jari kelingking ,sementara jari tengah yang sangat panjang dan jari manis yang ada cincinnya tidak di ikutsertakan ??? wahhhh hati ini berontak mengapa ???? ribuan mengapa ada di benaku hinggak kerumah ku aku masih memikirkan menagapa dua jari tidak ikut permainan dalam pingswit .

dalam pemikiran itu ahirnya aku menemukan jawaban menurut versiku boleh percaya boleh tidak karna ini belum di paten kan.

Mengapa kita menggunakan tiga jari sementara ada lima ?? mari kita kupas masing masing tokoh jari yang lima
1. ibu jari kita sebut tokoh orang kaya.
2. jari telunjuk kita sebut sebagai pemerintah.( penguasa )
3. jari tengah yang panjang kita sebut sebagai hakim.
4. jari manis yang paling beruntung dengan cincin kawinya kita sebut para tokoh agama .dari berbagai golongan tidak di sebut satu satu
5. jari kelingking yang kecil kurus kita sebut sebagai Rakyat.

Setelah kita tahu tokoh tokoh itu dengan karak ternya masing masing mari kita jabarkan kenapa ada pingswit yang selalu kita lakukan dalam setiap permainan

Ibu jari sebagai orang kaya akan kalah jika melawan jari kelingking yang sangat kecil .mengapa??? karna orang kaya tanpa rakyat miskin dia akan kesusahan tidak mung kin si kaya akan bekerja kesawah ,mengurus kebun dan lain lain kalo tidak ada si miskin yang rajin bekerja .

Di balik kemenangan si miskin dia masih di kalah kan oleh jari telunjuk ( pemerintah )karna bagai manapun kita masih punya pimpinan kita sebagai warga negara yang sudah menetukan pilihanya kita harus wajib tunduk dan taat ajkkan segala perintah atau undang undang suatu negara kalo kita salah pasti kalah tampa pilih bulu

Yang bikin aku semakin heran mengapa pemerintah kalah sama orang kaya yahhh dalam ping swit mengapa????? ??????

Jadi dalam hidup ini siapa yang paling berkuasa jika masing masing kita punya power yang sama mengapa jari tengah sebagai hakim jarang di sebut apa mungkin kita menganut palsafah musyawarah dan mufakat hingga tah butuih hakim sepertinya tidak begitu kan

Terus kemana ulama pembibing umat apakah akan diam jika sudah tercapai maksudnya tak peduli lagi dengan peperangan tiga jari yang sudah di ceritakan di atas dalam memperoleh hidupnya ataukah mereka sudah diam karna tidak peduli lagi dengan umat yang nota binenya tangung jawab ulama yang untuk selalu mengingatkan umat kejalan yang benar

Ohhhhh ngantuk sudah nata ini memikirkan hidup ini yang hanya berputar selamanya setelah aku menyadari bahwa kemenangan kita hari ini adalah persiapan kekalahan di masa datang karna di dunia ini semua tidak ada yang abadi dan semua kemungkinanan bisa terjadi

Seuntung untungnya manusia adalah yang selalu ingat dan waspada dan selalu berjuang sampai ahir hayatnya kelak bukan menang dan kalah tapi perjuangan yang kita lakukan adalah tindakan nyata sebagai manusia memenuhui janjinya .