Jamu gendong adalah contoh industrialisasi di perdesaan berbasis agrobisnis. Pendekatan pembangunan ini dikembangkan Kementan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan.

Tak tanggung-tanggung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong kegiatan ini. Antara lain dengan melakukan pencanangan Jamu sebagai Brand Indonesia. Pencanangan dilakukan dua tahun lalu untuk lebih memasyarakatkan jamu dan obat herbal Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri.

Banyak kegiatan di tahun ini yang dilakukan Kementan guna mendorong citra Jamu Indonesia sebagai obat Herbal. Di antaranya pertama, Workshop Pengembangan Naturaphaty dan Etnofarmaka yakni untuk pelayanan kesehatan formal, serta meningkatkan kesadaran akan perlunya standardisasi dan farmakope herbal Indonesia.

Kedua, fasilitasi Penerapan GMP pada penjual jamu gendong. Fasilitasi penerapan GMP pada penjual jamu gendong ini bertujuan untuk memperkenalkan Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (GMP) kepada penjual jamu gendong agar dapat berproduksi secara Higyne, kegiatan ini didukung oleh stakeholder terkait antara lain PT. Sidomuncul, Badan POM, Balitro, dan Pusat Studi Biofarmaka IPB.

Ketiga, sosialisasi produk olahan Biofarmaka. Pameran produk etnofarmaka dan Naturaphaty Indonesia sebagai bagian dari upaya peningkatan citra produk herbal Indonesia sebagai "healing" atau alternatif obat di Pulau Batam, Kepulauan Riau yang berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia.Agar ada keberlanjutan upaya itu, pada tahun 2011 Kementan antara lain akan melakukan: Pembinaan Sanitasi dan Higyne Jamu Gendong di DI Yogyakarta dan Bali; Gebyar Jamu dan Etnofarmaka Nasional yang direncanakan akan dilaksanakan di Bogor; Dialog Interaktif tentang Jamu sebagai Brand dan obat Herbal Indonesia; Road show ke berbagai lokasi sentra industri jamu untuk meningkatkan citra jamu dan obat herbal Indonesia kepada masyarakat luas.

Sumber:sinartani.com