Foto
Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak umat Islam untuk memetik hikmah dari pergantian tahun dan memperbarui sikap mental dan perilaku individu dan masyarakat mengingat kondisi bangsa dewasa ini tengah diuji dengan berbagai persoalan moral, sosial, ekonomi dan bencana di berbagai daerah.
Pergantian tahun selalu mengingatkan umat muslim pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah, kata Menag Suryadharma Ali dalam sambutan peringatan tahun baru Islam 1432 dan menyambut datangnya tahun baru 2011 masehi di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (31/12).

Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB tersebut juga diisi dengan istigosah yang dipimpin Ustad H. Haryono dan sejumlah ustadz lainnya.

Menag mengatakan, hijrah tersebut merupakana mata rantai untuk membangun tatanan kehidupan masyarakat yang memberi jaminan dan kebebasan menegakkan akidah, menjalankan ibadah, merealisasikan ajaran Islam yang menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi alam semesta.

Peristiwa hijrah tersebut merupakan tonggak paling bersejarah dalam perkembangan agama Islam ke seluruh dunia, sehingga ditetapkan sebagai permulaan penanggalan tahun baru Islam. Semangat dan nilai tahun baru hijrah tersebut adalah perubahan menuju keadaan yang lebih baik, katanya.

Dalam prespektif kekinian, hijrah merupakan momentum untuk memperbarui sikap mental dan perilaku individu dan masyarakat. Hijrah diharapkan dapat menyadarkan semua pihak untuk melakukan instropeksi diri dan sosial sehingga dapat keluar dari berbagai masalah dan bencana.

Sebagai bagian dari makna hijrah, lanjut Menag, bangsa Indonesia harus kembali memperkuat karakter bangsa dan akhlakul karimah. Hal ini perlu agar bangsa Indonesia tidak larut dalam dalam gemerlap negatif globalisasi, tergilas zaman.

Diharapkan bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain dalam membangun karakter bangsa yang penuh dengan kemuliaan moralitas. Salah satu cara adalah memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan keagamaan lainnya, katanya.

Untuk kegiatan itu, pemerintah kini tengah menggodok gerakan magrib mengaji sebagai terobosan dalam membangun kembali karakter bangsa. "Gerakan ini diharapkan mampu membangkitkan kembali semarak keagamaan di masjid, mushalla dan rumah kaum muslimin, kata Suryadharma Ali.

Di sisi lain ia pun mengharapkan umat Islam dapat meningkatkan pendidikan dan penguasaan teknologi. Peradaban Islam yang pernah jaya adalah ditopang oleh keunggulan teknologi dan ekonomi, disamping keunggulan akidah yang hanya menyembah Allah. (es/kemenag ri )