Jakarta - PELITAKARAWANG.COM-. Anggota Komisi X DPR Herlini Amran  (29/11) mengungkapkan  Kemendikbud diminta segera Merekapasitasi Pendidikan berkarakter siswa SMK menyusul makin merebaknya kasus tawuran yang melibatkan siswa SMK akhir-akhir ini. Setidaknya, rentang Agustus sampai Nopember 2012 saja sedikitnya 9 berita tawuran yang melibatkan pelajar kejuruan di layar kaca.

Kemendikbud diminta segera menekan tombol ‘alarm’ darurat karakter. Ini adalah fakta, bahwa program pembinaan karakter yang sekarang dilakukan, gagal mengatasi tawuran pelajar hingga ke akar permasalahannya. Menurut data Komnas Perlindungan Anak, jumlah tawuran pelajar tahun 2011 sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus. Hingga September 2012 terjadi 86 kali tawuran antarpelajar dengan 26 korban meninggal.

Semalam saja (28/11) muncul berita, pihak kepolisian baru melepas 35 siswa SMK Grafika (18 diantaranya dalam pengaruh minuman keras, 1 orang membawa sajam) yang terlibat pembajakan bus Patas 54 Jurusan Depok-Grogol untuk menyerang pelajar SMK Bunda Kandung. “Harus menuggu berapa korban lagi? Sudah saatnya jajaran Kemendikbud merekapasitasi pendidikan karakter bagi siswa-siswa SMK, karena yang sekarang diprogramkan tidak efektif. Tentu penguatan karakter ini perlu segera dilakukan juga pada pelajar SD, SMP dan SMU.  Padahal selama tahun 2012 ini ujar Herlini, khusus untuk SMK saja anggarannya mencapai 9,6 miliar (total anggaran 2012 yang terkait Program Pendidikan Karakter mencapai >111 miliar).

Dari anggaran sebesar itu belum terlihat adanya program pembinaan karakter yang sistematis dan berkesinambungan, malah sebagian besar tersedot untuk perhelatan dan gebyar-gebyar. Begitupun yang mencapai Rp 9,6 miliar tadi, kenapa dihabiskan untuk membiayai pelatihan si pelatih pendidikan karakter dan bela negaranya saja, untuk memperbaiki karakter siswa SMK, tidak ada sistem yang kohesif antara guru, pengelola sekolah dan wali murid untuk meredam potensi tawuran pelajar.

Kemendikbud, menyikapi kondisi tersebut  segera merekapasitasi pendidikan karakter, agar bobotnya langsung dapat memperbaiki karakter siswa kejuruan. Pintu masuknya sekarang, mari kita kawal kurikulum baru yang kabarnya akan di uji publik. Detail elemen perubahan menyangkut kompetensi sikap dalam draft kurikulum baru untuk SMK belum nampak . Apakah hal tersebut  sudah mencakup penguatan moral atau budi pekerti pelajar kejuruan. Domain sikap memang tidak cukup hanya diajarkan secara verbal seperti sekarang, melainkan harus dengan contoh dan teladan. Ditinjau dari struktur kurikulumnya, nampak masih kurang memfasilitas keteladanan guru sebagai instrumen vital pembentukan karakter siswa.

Harapannya, semua stake holder harus tanggap menyelamatkan masa depan mereka. Karena siswa-siswa SMK adalah aset bangsa, prestasi mereka pun membanggakan. Menurutnya, “Lihat saja proto type mobil nasional, helikopter, mesin-mesin industri dan masih banyak lagi. Jangan sampai itu semua tercoreng, hanya karena kasus-kasus tawuran yang mempertontonkan keberingasan dan memakan korban jiwa. Konkritnya perlu penguatan program dan dukungan anggaran untuk membentuk karakter luhur para pelajar. Jangan seperti sekarang, anggarannya tidak tepat sasaran, atau bahkan masih ada pihak-pihak yang mengaku tidak mendapat dukungan anggaran untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan di sekolah. Sementara korbannya terus meningkat tiap tahunnya. (Nur) @www.pelitakarawang.com