KARAWANG -PELITAKARAWANG.COM - Kasus penyakit kusta di Karawang, masih cukup tinggi. Sampai saat ini, diprediksi ada 400 jiwa yang terinfeksi kusta. Penderitanya, tersebar di sejumlah wilayah. Terutama, di wilayah pesisir utara. Meski demikian, dinas terkait tak memberlakukan sistem isolasi bagi wilayah tersebut.
"Kasus kusta ini, merupakan yang tertinggi di Jabar," ujar kepala dinas kesehatan Kabupaten Karawang, Asep Hidayat Lukman,, Kamis (25/4).

Penyakit kusta ini, memang sudah lama ada. Penyakit ini, disebabkan anggota tubuh terinfeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Biasanya, warga yang terinfeksi bakteri ini, merupakan yang sering kontak langsung dan dalam jangka waktu yang lama. 

Kusta atau penyakit morbus hansen ini, lanjut Asep, sebenarnya tidak mematikan. Namun, menyebabkan cacat seumur hidup. Pasalnya, anggota tubuh yang terinfeksi bakteri, akan mati rasa.

Lalu, kulitnya sedikit demi sedikit berjatuhan. Bahkan, bila kondisinya sudah parah, anggota tubuh yang terinfeksi ini seperti di mutilasi.  

Untuk memutus mata rantai penyakit ini, dinas kesehatan sudah melakukan sejumlah upaya. Salah satunya, dengan pengawasan dan pemberian obat. Untuk pengawasan, penderita akan diawasi secara berkala.

Antara tiga bulan, setahun, sampai dua tahun. Selama dalam masa pengawasan, penderita dianjurkan harus meminum obat yang disarankan dokter. 

Pemberian obat untuk pengobatan ini, ada dua tipe. Pertama, untuk kusta basah (atau MB) akan diobati secara terus menerus selama dua bulan. Sedanhkan kusta dengan kondisi kering (PB) akan diobati selama enam bulan. 

Untuk obatnya, pemerintah telah menggratiskan bagi penderita kusta. Bahkan, obatnya ini tak sembarangan ada di apotek atau toko obat. Melainkan, di drop langsung oleh WHO melalui instansi terkait. 

Selain memberikan obat bagi penderita yang terinfeksi, petugas kesehatan juga mengawasi warga yang berpotensi kontak langsung secara lama dengan penderita. Yakni, anggota keluarga yang serumah.Asep menyontohkan, bila di satu rumah ada yang menderita kusta, maka penderita dan keluarganya akan terus diawasi. Jika keluarganya tak ada tanda-tanda terinfeksi, maka pengawasan dilebarkan jadi satu rukun tetangga.

Kemudian melebar ke lingkungan sekolah anak-anaknya. Pengawasan terus dikembangkan, sampai potensi kontak langsungnya itu lebih kecil. "Kasus kusta ini, sangat sulit dihilangkan," katanya menjelaskan.
Justru, yang ada potensi penularannya sangat besar. Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat, supaya segera melaporkan sejak dini. Terutama, bila ada anggota keluarganya yang terinfeksi. Laporan dini ini, akan memudahkan untuk memutus mata rantainya. Sebab, yang berpotensi terinfeksi itu akan terus diawasi dan diobati. @ sumber : ROL


www.pelitakarawang.com