Jakarta -PEKA-. Praktik mahar politik di Pilkada yang selama ini abu-abu ternyata benar terjadi. Setidaknya itu yang dirasakan oleh Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang yang awalnya berniat maju sebagai calon Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Sebastian Salang mengaku mengurungkan niatnya maju di Pilkada Manggarai karena ada salah satu partai pengusung yang meminta mahar politik. Dia sudah berjanji sejak awal tidak mau ikut-ikutan dalam praktik mahar ini.

"Saya harus buat keputusan seperti ini, menghentikan prosesnya dan menolak transaksi, menolak membayar partai demi ambisi, mengejar kekuasaan dengan jalan pintas," kata Sebastian dalam keterangan pers, Selasa (28/7/2015). 

Sebastian menuturkan bahwa keputusannya ini mungkin mengecewakan pihak-pihak yang telah mendukungnya, atau justru dipandang sinis. Namun, dia mengaku ini sudah menjadi prinsip.

"Seperti janji saya di awal, apabila partai minta bayar, saya akan menolak dan memilih mundur dari pencalonan dan akan disampaikan kepada publik," ujarnya. 

Rekan Sebastian di Formappi, Lucius Karus mengatakan bahwa sebenarnya Salang sudah mengantongi dukungan dari Golkar dan PKB. Namun, dia masih butuh satu partai lagi untuk memenuhi batas minimal dukungan.

"Yang sudah oke tuh Golkar dan PKB. Dua partai itu belum cukup untuk memuluskan jalan Sebastian menuju meja pendaftaran.  Minus 1 kursi. Golkar dan PKB tidak minta mahar," kata Lucius. 

Menurut Lucius, Sebastian lalu pontang-panting di menit terakhir untuk mencari dukungan partai. Hanya saja, partai yang dibidik justru meminta mahar.

"Sayangnya, perburuannya terkendala adanya permintaan mahar yang besar dari partai tersebut. Dia sih tidak berani sebut partainya. Tapi yang saya tahu, dia sempat melobby Gerindra dan Demokrat, serta PBB," ungkapnya.#detik.com