Karawang-PEKA-.Mensikapi peristiwa minimnya tingkat kehadiran dewan dan pejabat Karawang di sidang paripurna atau,berulangnya kasus oknum dewan dan pejabat yang ngobrol saat rapat tertinggi DPRD berlangsung,semalah tak eloknya lagi dari  oknum -oknum yang hadir pun masih sempat main HP (gadget,red).Bila masih di anggap wajar kalau niat pegang HP untuk bersangkutan komunikasi tapi kalau hanya main game atau gadget,jelas jauh kata dari pantas dan kepatutan mereka melakukanya.Karena kehadiran mereka adalah menjadi salah satu penentu sejarah pembangunan Karawang kedepan,(Paripurna perubahan anggaran 2015).

Hj.Nurlela Saripin
dan Indriyani ,ST

Dan tak sampai diminimnya kehadiran anggota dewan dan pejabat daerah yang diundang di rapat Paripurna DPRD Karawang.Pasalnya,yang hadir pun ada beberapa pejabat oknum dari eslon II yang pulas menikmati mewahnya gedung yang dibangun di rakyat,dan ternyata selain tidur dari tamu undangan,ada pula pejabat Karawang yang hadir saat sidang berjalan malah keluar ruangan hanya untuk merokok atau ngobrol tak jelas dengan rekan sekantor atau beda OPD ,padahal kalau di sinkoronkan waktu,di saat para oknum tersebut keluar,diruangan sidang Cellica sedang menyampaikan pidato nota belanja Kabupaten Karawang 2015 yang baru di tetapkan,dan penyampaian angka-angka tersebut tak semudah Plt. Bupati Karawang saat membaca di rapat paripurna perubahan anggaran 2015.(09/10/2015).

Sebelum jauh terjadi rapat Paripurna perubahan anggaran 2015,Sumarna,seorang warga asal Desa Belendung,Kecamatan  Klari sudah menyoal tingkat kehadiran anggota dewan di kantor mewahnya,yang akhrinya keritik tersebut di bawa ke bamus DPRD, yang berujung ada komitmen katanya,mereka bakal memperbaikinya,namun sayang kisah berulang dengan tidak hadirnya  12 orang anggota DPRD Karawang di Paripurna kemarin.

Apakah ketidakhadiran mereka akibat ada urusan yang tak bisa di wakilkan kepada orang lain,atau hanya sebuah sabotase karena anggaran untuk mobil dewan dicoret di perubahan.Terlepas dari dua dalih tertulis yang mungkin jadi alibi mereka yang tak hadir,terpenting sejauh mana  pelaksanaan Tantib,etika dan kedisiplinan mereka.Janganlah Tantib dibuat sendiri malah dilanggar oleh pembuatnya,jika ini terus berulang jangan kaget kedepan kalau dewan Karawang akan kehilangan muka (tak digubris,red),mungkin pula dianggap wajar dan pantas banget kalau perda-perda produk DPRD Karawang tak gubris Pemda atau warga Karawang,akibat yang membuatnya juga memberi contoh tak baik,yakni seakan biasa melanggar Tantib,tak beretika dan lemahnya kedisiplinan dalam bekerja.

Ngambeknya Ketua BK DPRD Karawang sewaktu Paripurna banyak menilai pantas banget,pasalnya,kedisiplinan yang di janjikan rekan-rekanya hanya sebuah janji paslu,buktinya 12 orang tak hadir di Paripurna perubahan."Jangan-jangan banyak pula janji-janji palsu dan alamat palsu aspirasi yang di janjikan kepada warga.".Ini sebuah dugaan bukan tudingan kepastian karena tidak semua dewan bersikap serupa,buktinya lebih banyak yang hadir walau kehadirannya ada yang masih kurang menghargai rapat tertinggi lembaganya sendiri.#narsum tambahan Hj.Nurlela Saripin dan Indriyani ,ST.