KARAWANG, PEKA - Nandang Mulyana, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang terus melakukan upaya agar gaji guru honorer di Karawang mendekati UMK.

Ilustrasi Guru Honorer
Pasalnya, PGRI akan mendesak pemerintah provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) untuk merealisasikan standarisasi gaji guru. “Kami sudah mengusulkan ke pihak pemprov gaji untuk honorer itu bisa mendekati UMK Karawang,” katanya.

Menurut Nandang, gaji mendekati UMK Karawang untuk perbaikan taraf hidup guru honorer yang sangat menghawatirkan. Guru adalah pahlawan tanpa jasa, sehingga harus diperjuangkan. “Saya selaku ketua PGRI tidak ikhlas kalau guru honorer terus-terusan dibayar seadanya,” jelas Nandang.

Nandang mengatakan wacana menggaji para guru honorer dari pemerintah pusat lebih besar dari upah saat ini memberikan angin segar kepada para guru honorer karena rata-rata penghasilannya jauh di bawah upah minimum kota (UMK).

Dia ingin angka gaji untuk guru honorer yang ditetapkan pemerintah bisa disesuaikan dengan kebutuhan hidup layak, sepertihalnya upah minimum untuk para pekerja perusahaan. “Pegawai saja punya UMK, masa honorer tidak,” ucapnya.

Menurutnya, dengan perbaikan upah guru honorer, maka akan terjalin hubungan simbiosis, saling menguntungkan antara pemerintah dengan para guru honorer. Pemerintah mendapatkan tenaga pengajar dan para guru honoroer mendapatkan kesejahteraan.

Apalagi keberadaan tenaga honorer itu berawal dari kebutuhan sumber daya manusia untuk menyukseskan program pemerintah. Jika penetapan upah minimum guru honorer itu bisa benar-benar terealisasi, lanjutnya, hal itu membuktikan bahwa pemerintah memang memiliki kepedulian terhadap guru honorer yang selama ini membantu program pemerintah.

Apalagi jika mengingat guru honorer yang harus bersusah payah mengajar di beberapa sekolah untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. “Rata-rata (upahnya) Rp 300 sampai 600 (ribuan). Jadi ada yang mengajarnya di dua sekolah,” pungkasnya.#oca-novi.