Karawang, PEKA - Cuaca bukan saja ekstrem di darat dengan hujan dan angin kencang, tetapi juga melanda lautan pesisir utara Karawang sepekan terakhir. Pada Minggu 29/1 kemarin, gelombang setinggi 2-3 meter, menenggelamkan 1 unit perahu nelayan Ciparagejaya Kecamatan Tempuran, beruntung 9 nelayan yang terdampak itu berhasil diselamatkan nelayan lainnya asal Muara Tangkolak Kecamatan Cilamaya Wetan, akibatnya hingga Kamis 2/2, hanya sekitar 40 persen saja nelayan yang memaksakan diri melaut meskipun beredar larangannya.
Ilustrasi Nelayan Melawan Ombak


Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Karawang, Jejen Zaenal Mutakin mengatakan, cuaca selama sepekan terakhir diakuinya masih kurang bersahabat dengan nelayan, gelombang laut dengan ketinggian 2-3 meter diperairan utara pesisir Karawang ini, sudah menenggelamkan satu unit perahu yang berpenumpang 9 orang nelayan, beruntung pada Minggu kemarin, ke 9 ABK ini berhasil diselamatkan nelayan lainnya asal Tangkolak dan dibantunya dari personil HNSI. 

Yang tenggelam itu sebutnya, adalah perahu nelayan payang yang lagi mencari ikan teri, nama pemiliknya juragan Winda dari Ciparagejaya," Kemarin saja ada perahu tenggelam dihantam ombak, 9 orang ABK berhasil di selamatkan dan dibawa ke TPI Pasirputih," Ungkapnya.

Jejen menambahkan, cuaca yang ekstrem seperti saat ini memaksa para nelayan sebagian menghentikan aktivitasnya, boleh dikatakan memasuki masa paceklik. Untuk itu, ia imbau kepada semua nelayan di semua muara, agar hati-hati dan harus bisa baca situasi dan kondisi laut saat ini. Meskipun tidak ada mata pencaharian lain sekalipun, tapi demi keselamatan jiwa diharapkannya agar menghentikan dulu aktivitas melaut sampai cuaca dipastikan normal," Di Imbau juga kadang susah, tetap saja ada yang melaut sih, jadi ya kita memang hanya bisa ngasih binaan yang sifatnya bijak saja," Pungkasnya.

Manajer Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasirputih, Waryono mengungkapkan, cuaca kurang bersahabat saat ini, bagi nelayan rajungan yang biasa melaut ke wilayah Lampung, Sumatera dan Kalimantan diharapkan menghentikan sementara aktivitas melautnya. Sampai sejauh ini, ia mengira-ngira, ada sekitar 40 persen saja yang masih memaksakan melaut ditengah gelombang yang mencapai 2-3 meter ini." 60 persen nelayan tidak melaut, karena gelombangnya tinggi," Pungkasnya.#sr-novi.