Karawang, PEKA - Pencairan Kartu Indonesia Pintar (KIP) ternyata tidak semudah yang dibayangkan, selain distiribusinya yang carut marut karena menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS), Guru SD dan Orangtua siswa juga kewalahan saat hendak pencairan di Bank, pasalnya selain syaratnya yang berjubel, besaran uang Rp 460 ribu persiswa SD tersebut belum semua bisa di cairkan.

Kepala SDN Pasirkamuning 1
Kata Kepala SDN Pasirkamuning 1 Ade Jamal S.pd, pertama ada KIP pihak sekolah diakuinya mengapresiasi, karena bisa membantu beban orangtua dan sekolah bagi si anak yang mengenyam pendidikan SD, apalagi KIP dari Program Indonesia Pintar (PIP) ini juga berisi tabungan yang bisa diambil siswa dan orangtua sebesar Rp 456 ribu. 

Namun, di awal distribusi yang carut marut, sudah bikin sekolah repot, sebab kartu ini selain datang langsung ke Sekolah, juga ada yang melalui pemerintah desa, awalnya untuk siswa kurang mampu, namun dilanjut menjadi umum tanpa kategori. Sejak turun, beberapa diantaranya, uang tersebut sudah ada yang bisa di cairkan langsung, namun anehnya beberapa lagi tidak bisa, entah belum terisi atau memang syarat di Bank nya juga merepotkan, sehingga baru sebagian anak saja yang memegang kartu KIP bisa di cairkan, selebihnya ada yang belum." Saat hendak diambil di Bank, kok gak bisa. Banyak syarat lagi atau memang belum terisi, yang jelas alasan bank kalau ada nanti dihubungi, sementara yang lain sudah cair," Ujarnya.

Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Telagasari, Kalam Sukamwijaya menuturkan, pihaknya tidak mengerti alasan pihak Bank yang tidak bisa mencairkan KIP, sebab, mengapa yang lainnya bisa sementara yang lain justru tidak bisa?, ada teknis yang kesannya enggan melayani dengan baik terhadap masyarakat oleh bank itu sendiri. 

Entah itu karena alasan sangat banyak jumlah KIP nya, atau karena malas, sehingga beberapa siswa penerima KIP justru ada yang belum menerima uangnya secara fisik. Jika distribusi kartu KIP pencairannya melalui Pos seperti PKH tambah Kalam, mungkin jauh lebih lancar ketimbang bank. 

Mengapa tidak, jika alasan banyak, pihak bank jemput bola dengan stand by setiap tanggal pencairan KIP di UPTD misalnya, atau lembaga pendidikan, jangan sampai saat anak dan orangtua datang ke Bank, justru tidak terlayani baik hingga KIP nya tidak bisa di cairkan." Saya melihat glagat di Bank nya seolah malas mencairkan KIP siswa SD ini, beda kalau bantuan melalui kantor Pos mah," Ungkapnya.#sr-novi.