Karawang-PEKA-.Peristiwa tanah bergerak di Dusun Jatimulya, Desa Sukaharja, Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang mengakibatkan ratusan rumah rusak telah terjadi sejak 2011. 

"Nanti akan dikoordinasikan ke berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi terkait dengan masalah pergerakan tanah ini," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang Unang Komara di Karawang.



Ia mengatakan koordinasi yang akan dilakukan tidak hanya dengan jajaran pimpinan di lingkungan pemerintah kabupaten, juga dengan kalangan akademisi.

Koordinasi dengan kalangan akademisi diperlukan untuk melakukan penelitian, sehingga bisa diketahui penyebab dan solusinya terkait dengan peristiwa pergerakan tanah yang telah mengakibatkan ratusan rumah rusak itu, katanya. 

Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang, pergerakan tanah di sekitar Desa Sukaharja itu sudah beberapa kali. Peristiwa itu pertama kali terjadi pada 2011. 

"Kondisinya baru terlihat parah pada 2016 hingga 2017. Pergerakan tanah itu telah membuat ratusan rumah warga rusak dan ada yang sampai ambruk rumahnya," kata dia. 

Sementara itu, ratusan warga dari 20 keluarga di sekitar Desa Sukaharja meninggalkan tempat tinggalnya, karena rumah mereka rusak menyusul terjadinya pergerakan tanah di daerah tersebut. 

Kepala Dusun Jatimulya Suhendar mengatakan pergerakan tanah tersebut di antaranya terjadi di daerah bantaran Sungai Citarum sekitar Dusun Jatimulya, sepanjang sekitar 200 meter. 

Menurut dia, rumah warga yang mengalami kerusakan hingga ada yang ambruk itu bukan karena erosi sungai Citarum. Sebab jarak sungai Citarum ke pemukiman warga cukup jauh. 

"Justru tanah itu bergeser seperti amblas ke bawah. Ada pula bagian tanah yang terbelah," kata dia.