KARAWANG, PEKA - Harga gabah kering sawah di Kecamatan Talagasari dikabarkan turun hingga Rp 3.500 per kilogram, padahal Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Kabupaten Karawang bersedia menerima gabah kering dengan harga paling rendah Rp 3.700 per kilogram, bisa juga lebih tinggi.
Ribuan Hektar Sawah Terkena Hama
Namun sejumlah Petani di Kecamatan Talagasari mengaku masih sulit dan dianggap penuh embel-embel atau persyaratan yang membebankan kepada para petani saat akan menjual gabah kepada Bulog Karawang.

Menurut salah seorang petani, Desa Pasirmukti Kecamatan Talagasari, Koniah mengatakan,  panen kali iniadalah panen terburuk pasalnya selain harga gabah yang anjlok juga diserang oleh hama, dirinya mengakui hasil panen saat ini menurun hingga 50 persen. Selain itu petani juga dibebankan dengan harga gabah yang dibawah setandar Bulog.
“Sulit pak kalau mau menjual ke bulog mah terlalu banyak aturan yang ditempuh sehingga kita jadi malas menjualnya. Karena bagi petani usai panen padi ingin langsung dijual,” katannya, kepada PEKA, senin (13/3/2017).
Anjloknya harga gabah dikalangan petani terang dia, yang saat ini hanya Rp 3 ribu per kilogram diduga akibat dari gagalnya program percepatan tanam yang mengakibatkan para petani panen dikala musim hujan sehingga gabah berkadar air tinggi, hal tersebut membuat para tengkulak membeli gabah dengan harga rendah. Sedangkan kebijakan bulog untuk membeli harga gabah dengan standart nasional sebesar Rp3700 per kilogram, hingga saat ini belum dirasakan oleh para petani.
“Petani di talagasari belum pernah merasakan kebijakan bulog, walau harganya hingga mencapai Rp2500/kg. Saya rasa percuma saja dengan adanya kebijakan standar bulog dan tim serap gabah (Sergap) karena tidak mepengaruhi harga gabah yang dijual oleh petani, karena tidak pernah dirasakan,” katanya.
Sedangkan menurut kepala dinas pertanian, Hanafi Chaniago mengatakan, seharusnya dengan harag gabah yang anjlok yang harganya di bawah standart, petani dapat menjual hasilnya kepada bulog, dirinya mengakui dengan adanya program percepatan tanam, mempengaruhi kualitas padi, pasalnya yang seharusnya panen disaat setelah musim hujan selesai, kini petani panen di saat musim hujan yang mebgakibatkan banyak serangan hama dan kondisi gabah berkadar air tinggi.
“Kondisi padi saat ini diduga terpengaruh dengan program percepatan tanam juga. Mangka dari itu untuk kedepan akan kita perbaiki semua permasalahan ini,” kata Hanafi.
Sementara itu kepala bulog karawang enggan berkomentar terkait keluhan para petani diwilayah Kecamatan Talagasari yang mengeluhkan harga gabah terjun dibawah standar bulog.#Dzr-NV.