Karawang, PEKA - Jelang Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama Kabupaten Karawang 18-19 Maret mendatang, sejumlah nama Calon Ketua Tanfidziyah mulai kembali bermunculan. 

Haji Uyan 
Selain nama Gus Soleh dan H Acep Jamhuri, putra Mantan Ketua Tanfidziyah PCNU Karawang 2002-2012, KH Ahmad Ruhiyat Hasby terus konsisten menyatakan kesanggupannya kembali berkompetisi untuk berkhidmat sebagai Ketua paska H Akhmad Marjuki mengurungkan niatnya nyalon lagi.

Di temui di lingkungan Pesantrennya di Desa Ciwulan, Kiai jebolan Cipasung yang akrab disapa Haji Uyan ini mengatakan, berkhidmat kepada NU tetap istiqomah dijalankannya. Jelang konfercab nanti, dirinya mengaku siap berkompetisi untuk kembali nyalon sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Karawang. 

Tekad mempersatukan kembali warga NU secara struktural dan kultural menjadi keyakinannya untuk melenggang, disamping juga menjalankan wasiat almarhum KH Hasan Bisri Syafei yang baru saja wafat. Dirinya faham betul, figur ayahnya yang begitu ulet dalam berorganisasi dan menjadi kader militan NU di masa-masa orang sulit berorganisasi NU. 

Bahkan, sambung Uyan totalitasnya terhadap NU diwujudkan dalam kesehariannya dengan simbolisasi NU, baik dilembaga pendidikan, kantor, rumah sampai kendaraan sekalipun. Karenanya, restu orangtua, Kiai dan sejumlah MWC kiranya mafhum, berkenan baginya untuk bisa memimpin NU dalam konfercab di Pesantren Al Fathimiyah mendatang." Insya Allah, berkhidmat kepada NU akan terus istiqomah, selain menjalankan wasiat mempersatukan NU, saya juga siap jika kembali dipercaya nyalon di organisasi Ulama ini," Ungkapnya.

Saat disinggung Calon lainnya yang mulai bermunculan seperti Gus Soleh, Acep Jamhuri dan Ade Syarief, Uyan yang saat ini menjabat Wakil Ketua Tanfdiziyah PCNU Karawang ini menyatakan, hal itu adalah dinamika yang sah-sah saja dilakukan. 

Hanya saja tambahnya, ia harapkan, pencalonan figur-figur lainnya harus di dasari niat tulus untuk kemajuan NU, juga tidak ada niatan menjadikan NU sebagai komoditas untuk target kepentingan lainnya. Sebab, sambung Murid Mantan Rois Am PBNU KH Ilyas Ruchiyat ini, NU adalah Jam'iyah yang didirikan para Ulama Waskito yang sejarah perjuangannya melalui proses istisyaroh, istikhoroh dan Riyadhoh. 

Untuk itu, semoga semuanya sama-sama memiliki komitmen mengembalikan organisasi besutan KH Hasyim Asyari ini pada Khitoh 1926, karena NU adalah rumah bersama bagi umat islam dengan berbagai latar belakang. " Selama ada niatan baik untuk kemajuan NU, siapapun sah-sah saja nyalon ataupun di calonkan," Ucapnya.

Saat kembali disinggung adanya kekhawatiran bahwa jika dirinya memimpin Nu akan di setir Wakil Bupati Karawang yang tak lain adik kandungnya, Pengasuh Pesantren At-tarbiyyah Ciwulan ini mengakui, cibiran dan kekhawatiran itu mungkin saja muncul, karena memang Jimmy Ahmad Zamakhsyari adalah saudara kandungnya, namun ia tegaskan bahwa dirinya adalah santri yang tidak banyak faham perpolitikan, sehingga dalam urusan organisasi, pola pikir dirinya dan Wabup tentunya berbeda, ia juga yakin, Ketua DPC PKB itu proporsional menyikapi organisasi NU, sebab terlalu naif saja jika NU dibawa-bawa ke ranah politik, sebab, belajar dari beragam pengalaman, keretakan, ketegangan dan ketersinggungan ditubuh NU itu terjadi lantaran perbedaan kepentingan politik, sementara sebut Uyan, ada hal yang jauh lebih besar menjadi PR NU di Karawang bersatu, yaitu menjadi benteng Ahlusuunnah Wal Jamaah, agar Karawang bukan lagi menjadi tempat kaum radikal berkembang dan lumbung terorisme.

"Saya santri biasa dan tidak sering lahap perpolitikan, walau Jimmy adik saya. Pola pikir untuk tidak menggiring NU ke politik harus difahami bersama, ini komitmen," Tandasnya.#sr-novi.