Karawang, PEKA - Aksi para tengkulak modal dengkul, nampaknya tidak bikin kapok para buruh tani. Pasalnya, selain membanting harga gabah yang selalu rendah, sistem pembayaran yang selalu dihutang berbulan-bulan dianggap sudah menjadi kebiasaan. Bahkan, tak jarang buruh tani tertipu para oknum tengkulak lantaran gabahnya ternyata hangus tak dibayar.

Buruh Tani
Petani di Lemahabang, Salim (50) mengatakan, harga gabah saat musim hujan anjlok drastis hingga pada penawaran Rp 2,8 ribu perkilogramnya. Dirinya risih, jika pemerintah selalu mengklaim harga cukup dan stabil, padahal faktanya memang murah dan jarang diserap Bulog selama ini. Yang lebih memprihatinkan, selain murah juga sering dihutang oleh tengkulak. Temponya sebut pria yang akrab disebut Mang Asoy ini, sampai 2-3 bulan hanya untuk membayar gabah dibawah HPP,bahkan kadang-kadang pada tengkulak yang baru dikenal, justru tak jarang kena tipu hingga akhirnya uang dari gabah kwintalan tidak dibayarkan." Sudah harganya dibanting murah, Kalau dihutang juga sampe 3 bulanan." Keluhnya.

Bagi petani sebut Salim, dipatok harga gabah Rp 4,0 ribu saja perkilogramnya, sudah merugi dan tak dapat untung, sebab, biaya produksinya juga sangat tinggi, apalagi kemarin-kemarin yang marak serangan hama wereng, berulang kali petani dan penggarap harus merogoh kantong dalam-dalam untuk membeli obat pestisida pengendali hama. 

Harganya, bukanlah harga murah. Karenanya ia berharap, pemerintah bisa lebih peka pada sektor pertanian, baik soal benih, distribusi pupuk dan penyerapan gabah. Sebab, jika dibiarkan, akan berjatuhan para petani gabah yang prustasi dan stres." Huh, yang punya sawah diatas 2 hektaran mah stres dan prustasi melihat keadaan sawah sekarang ini mah," Pungkasnya.#sr-novi.