Karawang, PEKA - Proyek Kontruksi Ratusan SUTET Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), diminta warga untuk Transparan. Pasalnya, Proyek Nasional yang bakal menggerus beberapa lahan teknis pertanian tersebut, masih kurang diketahui masyarakat secara utuh, baik titik lokasi maupun kaitan kompensasi.

Musyawarah
Matin Kamaludin, Pegawai Dayeuhluhur Kecamatan Tempuran misalnya, dirinya berharap, Proyek SUTET yang gardu induknya di Cibatu Kabupaten Bekasi ini jika dijalankan, sebisa mungkin sebelum kontruksi, sosialisasi dan meyakinkan masyarakat itu langsung dilakukan PT Jawa Satu Tower (JSP),  karena, kalau sosialisasi setengah-setengah saja, akan berdampak pada pemerintahan desa, apalagi isu sensitifnya adalah soal Kompensasi lahan dan pembeliannya. Karenanya, ia meminta pihak perusahaan, kiranya terjun langsung ke masyarakat, utamanya pada pemilik lahan yang akan tergarap proyek kontruksi tersebut." Sosialisasinya harus menyeluruh, karena akan berdampak pada pemerintahan desa juga nantinya," Ungkapnya.

Senada diungkapkan Kades Pagadungan, H Olim, dirinya mempertanyakan, apakah nanti wilayah-wilayah yang terlewati SUTET Proyek Penopang Listrik 35 ribu Megawat ini akan ada kompensasi bagi tanaman padi petani jika gagal ?, perhitungannya seperti apa dan bagaimana? Karena, mungkin saja lokasi SUTET yang akan dibangun itu dititik tengah area pesawahan, yang sedikit banyaknya lalu lalang kontruksinya ini merusak ketanaman padi, entah itu di masa pertanaman, maupun panen." Soal Kompensasi ini harus diperjelas, bagaiamana selama kontruksi berlangsung pertanaman banyak yang gagal," Tanyanya.

Sementara itu, Kasie Ekbang Kecamatan Tempuran, Junaedi mengatakan, Proyek turun jangan ujug-ujug, ia sepakat pihak perusahaan yang ditunjuk, atau juga konsultannya harus turun langsung ke masyarakat, tidak cukup sebutnya, sosialisasi hanya kepada pegawai desa dan Kecamatan saja, itu dimaksudkan agar tidak ada yang komplain dikemudian hari. Kemudian kaitan Area yang terdampak SUTET sendiri, selain diperhitingkan adanya harga pembelian dan pemasangan, apakah ikut juga berdampak pada yang terlewati dari sisi kesehatan ?," Jangan sampai ada komlain dikemudian hari, sosialisasinya harus menyeluruh Kedesa-desa terdampak," Ungkapnya.

Dilain sisi lain Sambung Junaedi, dirinya apresiasi PT JSP yang menyebut akan terdapat 2500 tenaga kerja di puncak kontruksi, hanya saja penyerapan tenaga  ahlinya ia berharap bisa diberdayakan orang-orang lokal, jikapun mengambil orang luar negeri misalnya, diteknis-teknis saja luar orang asing di teknis saja," Penyerapan Tembaga kerjanya ini yang menarik, karena JSP patuh pada Perda di Karawang, dimana 60 persennya harus tenaga lokal," Ungkapnya.#sr-nv.