Karawang, PEKA - Karut Marut data dan pencairan Kartu Indonesia Pintar (KIP) ditingkat SD, nampaknya terus dirasakan. Selain sering menjadi sasaran lempar-lempar lokasi Bank, Pendataan yang bukan dari Dapodik tersebut menyisakan kebingungan tersendiri bagi Sekolah dan lingkungan UPTD.

Ilustrasi Kartu Indonesia Pintar
Dikatakan Kepala UPTD Pendidikan Telagasari, H Kalam Sukamwijaya, sampai saat ini, banyak SD yang masih 0 persen mencairkan KIP, ada pula SD yanhg sudah cair 100 persen. Kesulitannya, masih seputar di internal Bank BRI sendiri sebagai Bank yang ditunjuk Pemerintah pusat. 

Kesannya, sebut Kalam, ogah-ogahan dalam setiap kali pencairan KIP tersebut, malah selalu diarahkan ke BRI lokasi cabang lainnya, jawabannya, selalu saja siap dihubungi kembali jika dana sudah turun. Sementara, pertanggungjawaban KIP ini ada di sekolah dan UPTD, walaupun kartu ini datangnya atas data BPS, datang ke Pos dari Pos ke Kecamatan dan Kecamatan ke Desa-desa. Kenyataannya, dilapangan juga masih semrawut, ada siswa yang sudah SMP, ada pula yang putus sekolah dan lainnya tetap terdata di KIP tesebut, saat ini, yang ada saja pencairannya sulit." BRI ini gak serius garap KIP, kalau ogah-ogahan kaya gitu ngapai tandatangani kontrak kesediaan dengan pak Presiden," Sesalnya.

Kalam menambahkan, hasil dari laporan data online saja, di Telagasari masih jauh dari 50 persen, yaitu dikisaran 25,0 persen baik yang sudah cair maupun data-data penerimanya. Bahkan, baru-baru ini juga turun pemantau KIP dari LPMP, bukan memantau berapa yang sudah di cairkan, tetapi meninjau kartunya saja. Padahal, dirinya berharap, diakhir tahun ajaran baru nantu, semua data-data dan uang yang turun dari KIP ini bisa selesai dengan optimal.  Sebab, banyak waktu tersita, baik oleh sekolah dan orangtua urusi KIP, ketika ada permasalahan, pihak sekolah lah yang selalu menjadi sasaran komplain masyarakat." Sekolah yang selalu jadi sasaran komplain mah, ini di data onlinenya juga kurang dari 50 persen " Ujarnya.

Ia merinci, misalnya SDN Kalibuaya 1, dari 140 siswa belum ada satupun yang cair, begitupun SDN Telagasari 1. Ada lagi SD di Pasirkamuning 3 yang sudah semua siswanya dapati pencairan KIP tersebut. Karenanya, sambung Kalam, prosedur yang rumit ditambah perbankan yang kurang Koperatif ini, banyak disesalkan semua pihak. Bahkan, lebih jauhnya, sedikit memberi saran sedari dulu, agar KIP ini bisa di cairkan melalui kantor Pos." Ada sekolah yang 0 sama sekali, ada pula yang sudah 100 persen, membingungkan," Ujarnya.#sr-nv.