Karawang, PEKA - Berkunjung ke Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, rasanya kurang afdol jika tak membeli bontot. Makanan yang berasal dari limbah sisa adonan krupuk ikan itu dikenal sebagai oleh - oleh khas Rengasdengklok.

Ilustrasi Kerupuk Bontot
Asal muasal penamaan bontot,  merujuk pada bahasa Sunda, yang bermakna anak bungsu.

Bontot dianalogikan pada potongan paling akhir dari adonan kerupuk ikan di mesin pemotong kerupuk. "Ibarat kakak - kakaknya jadi kerupuk, nah adonan terakhir ini masih tersisa," ujar Ook Saputra, seorang pengusaha Bontot saat ditemui di Jalan Kalijaya, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kebupaten Karawang Rabu (19/4/2017).

Ook mengatakan, bahan dasar bontot sama dengan kerupuk. Di pabriknya ia memilih mencampur tepung tapioka dengan ikan remang.

Ook bercerita, bontot adalah makanan yang ditemukan secara tidak sengaja.

"Siapa sangka sisa adonan kerupuk di sela - sela mesin, rupanya enak bila digoreng dan dicocol sambal," kata Ook.

Akhirnya dari mulut - ke mulut bontot dikenal dan menyebar di Rengasdengklok.

Ook adalah generasi ke-3 penerus pabrik krupuk. Mulanya pabrik yang didirikan oleh kakeknya hanya memproduksi kerupuk ikan, namun pada 2010, Ook memutuskan mendirikan pabrik baru yang khusus memproduksi bontot. "Karena bontot mulai dikenal dan banyak diminati. Jadi saya putuskan fokus saja bikin bontot," kata Ook.

Salah satu tempat yang menyajikan Bontot adalah Das Kopi, sebuah kedai kopi kecil di Jalan Veteran Blok Kodim No. 1-2, Kelurahan Nagasari, Karawang Barat. Olahan bontot favorit di kedai itu adalah bontot bumbu lada hitam.

Indra Rismayadi (26), pengelola Das Kopi mengatakan, bontot adalah bahan makanan yang fleksibel bisa cocok dengan berbagai bumbu berkuah. "Rasanya mirip Pempek, namun punya tekstur yang lebih kenyal," kata Indra sambil menghidangkan sepiring bontot lada hitam Rabu siang (19/4/2017).

Dipotong dadu, tercium aroma merica, dari seporsi bontot itu. Terlihat, cabai dan jeruk nipis di makanan itu. Saat digigit, teksturnya renyah, namun saat dikunyah terasa kenyal di dalam. Sensasi gurih dan pedas terasa lantaran bumbu lada hitam amat meresap. "Siapa sangka, Bontot bisa dikombinasi dengan bumbu lain. Tidak hanya sambal atau kuah pempek," kata Indra.

Untuk mendapatkan seporsi Bontot Lada Hitam, pelanggan tinggal merogoh kocek Rp 15 ribu. Namun jika ingin membeli Bontot Mentah, pelanggan harus pergi ke Jalan Kalijaya, di Rengasdengklok. Di sepanjang itu terdapat beberapa pabrik kerupuk yang juga menjual Bontot mentah.

Biasanya bontot dijual perkilo. Namun ada juga yang dijual perbatang. Seperti di pabrik bontot milik Ook. Untuk sebatang bontot, Ook memasang harga berbeda - beda. Ada yang Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, bahkan Rp 20 ribu per batang. "Terkandung kadar ikan dalam adonan bontotnya," kata Ook.#oca-nv.