Karawang, PEKA -  Pengurus baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Tempuran masa bakti 2017 - 2022, resmi dikukuhkan diaula kantor Kecamatan Tempuran Kamis 27/4. Melalui SK Nomor 28/MUI/Krw/SK/III/2017, MUI yang sebelumnya di pimpin KH Sofwan Abdul Gani ini mengukuhkan Ketua barunya dari Desa Cikuntul Ustad Masnun Jauhari.

Pelantikan Pengurus Baru MUI Tempuran
Sekretaris Camat (Sekcam) Tempuran, Drs Yedi Endra Santika menghaturkan selamat atas pelantikan pengurus baru MUI di Tempuran. Pemerintah Kecamatan banyak menuai harapan kepada para ulama, agar terus kosisten membentengi umat, termasuk kompak menjalin komunikasi bersama Umara atau pemerintahan. Karenanya, Yedi berharap,  semoga setelah dilantik, pengurus baru MUI ini lebih fresh lagi membina umat dan umara,  sebab jika tidak adanya kekompakan antara ulama dan umara, maka dipastikannya pemerintahan tidak bakalan berjalan dengan baik, sebab, sama dengan umat pada umumnya, pejabat di Pemerintahan juga butuh masukan dan saran dari para ulama, karena keterbatasan pemahaman agama yang dimiliki. 

Dirinya sadar betul,   Tugas Ulama diakuinya saat ini cukup berat , karena dihadapkan dengan mental-mental masyarakat, pemuda dan keluarga yang semakin kurang Kepedulian pada nilai-nilai luhur agama. Untuk itu, ia ajak kepada para guru-guru ngaji, Kiai dan pengurus MUI, untuk sama-sama menggalakan kembali benteng umat bersama-sama dengan Pemerintah, agar akhlak dan mental masyarakat saat ini bisa dibentengi dengan maksimal." Kita tahu betul tugas ulama semakin berat, maka kami ajak bersama-sama bertugas membentengi umat saat ini," Serunya.

Ketua MUI Karawang KH Tajudin Noor dalam sambutannya, mengatakan, MUI Adalah organisasi ulama yang secara  Sukarela pengurusnya harus siap bekerja sosial, agama dan kemasyarakatan dan yang bisa meringankan yang berat. Banyak tugas menanti Pengurus baru MUI Kecamata Tempuran, sebab memang anak-anak sekarang ini sudah memuncak Ghozwul Fikr atau perang pemikiran. Maka, muamalah MUI harus selalu komunikatif dengan umara disemua tingkatan. Para tokoh agama, sebut Tajudin, sudah seharusnya turun tangan memberikan pencerahan kepada umat, ditengah ajakan-ajakan kelompok-kelompok tertentu yang tidak cocok dengan konsep islam rahmatan lil alamin. MUI, siap mengedepankan dialog dan selalu menyampaikan dalil-dalil normatif kepada Umat, agar bisa terjaga dan menjaga diri dari akhlak-akhlak yang tidak terpuji. " Yang terpenting jadi Pengurus adalah Sukarela turun tangan membina Umat," pesannya.

Dosen Unsika ini menambahkan, MUI bersama Kepolisian, Camat, TNI dan lainnya harus berintegrasi menjadi Tim Penanggulangan Konflik Sosial, karena istilah konflik sosial ini, bukan saja antar agama-agama, tetapi antar umat seagama. Karenanya, semua pihak harus saling berdampingan. Untuk itu, pengurus MUI yang baru tidak cukup selesai di pelantikan, tapi harus segera aksi melakukan gebrakan bersama. Buat Mui ditingkat desa-desa sebagaimana format dan struktur yang ada." Semuanya harus tertanggulangi konflik-konflik sosial , MUI harus menjadi benteng," Ujarnya.#sr-nv.