KARAWANG, PEKA –  Kelangkaan Gas ukuran tiga kilo gram diwilayah Kecamatan Telagasari ternyata masih dirasakan oleh masyarakat. Diduga kelangkaan gas tersebut adanya permainan antara sejumlah pangkalan dengan para warung yang kerap menjual gas atau pengelola Bumdes.

Masyarakat Antri Gas
Berdasarkan informasi yang dihimpun PEKA dilapangan para pangkalan lebih memilih menjual gas nya kepada sejumlah warung maupun pengurus Bumdes ketimbang kepada masyarakat langsung. Hal itu didasari selain gas yang mereka terima cepat habis juga para pemilik warung dan bumdes tersebut berani membeli harga gas lebih tinggi dibanding dijual kepada masyarakat langsung, yang akhirnya harga gas sampai kepada masyarakat sangat tinggi dari mulai Rp25000/ tabung hingga Rp 28000/ tabung.

Bahkan tidak sedikit masyarakat yang mengaku kecewa kepada beberapa pangkalan di Kecamatan Telagasari khususnya kepada beberapa SPBU di Kecamatan Telagasari yang memilih menjual kepada Desa ketimbang melayani masyarakat langsung.

“Beberapa kali saya mencoba membeli gas ke SPBU selalu dibilang habis, padahal saya tahu gas tersebut baru diturunkan. Alasannya gas tersebut sudah dijual ke Bumdes Talagamulya,” terang Suci Kepada PEKA, senin (1/5).

Menurutnya bukan dirinya saja yang mengalami hal serupa namun beberapa warga lainnya juga sama, bahkan masyarakat hingga membawa KTP desa Talagamulya juga masih tetap tidak dikasih oleh SPBU tersebut. Dengan demikian, dirinya sangat menyayangkan atas tindakan pihak SPBU tersebut. Dirinya juga berharap kepada pemerintah untuk mengevaluasi ulang SPBU yang kerap berlaku demikian.

“Walaupun sudah ada MOU dengan pihak BUMDES seharusnya pihak SPBU lebih mengedepankan kepentingan masyarakat, bukannya pengusaha seperti Bumdes itu. Sehingga yang dikorbankan masyarakat lagi,” ujarnya.#Dzr-nv.