KARAWANG, PEKA. - Program pemerataan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) tengah berjalan disejumlah Desa. Namun, di bulan bhakti gotong royong ini, ada kegiatan berbeda di Desa Cikuntul Kecamatan Tempuran. Pasalnya, walaupun mengandalkan Program rutilahu Rp 40 juta dari Dinas PUPR per 1 Unit, namun masyarakat turut serta dilibatkan sisi sosialnya, bukan saja pekerja, tetapi juga penambahan material diluar RAB demi memuluskan rumah warga kurang mampu tersebut.

Jaya (70), Kakek dengan 13 Cucu ini sudah lebih dari puluhan tahun tinggal digubuk bilik bambu. Dirinya senang, bisa menjadi bagian dari penerima Program rutilahu tahun ini, karena sebenarnya masih banyak yang antre ingin mendapatkannya. Warga Dusun Cikuntul Barat RT 04/01 ini, sehari-hari hanya sebagai pemelihara kambing-kambing miliknya, lama rasanya jika menunggu mengandalkan uang banyak untuk sebatas membenahi rumahnya agar lebih kokoh. Untuk itu, dengan bantuan program dari pemerintah dan atas ajuan Kepala Desa, dirinya hanya mampu berterimakasih atas bantuan yang diluar sangkaannya ini. 

"Abah mah ngurus domba sudah 15 tahun, kapan bisa bangun rumahnya juga sulit, makannya kita berterimakasih," ujarnya.

Diluar itu, sambung Bah Jaya, dirinya juga haru melihat gotong royong kerabat, tetangga dan anak-anaknya yang ikut serta membantu pekerjaan biar rumahnya yang akan dihuni bersama istrinya yang juga sudah udzur tersebut cepat selesai. Baik sebatas menyumbang makanan, gula kopi, hingga kramik-kramik yang masih bisa bermanfaat. 

"Bersykur juga banyak yang memperhatikan, sehingga sangat guyub," ujarnya.

Kades Cikuntul, Dade Gunawan mengatakan, program rutilahu tahun ini adalah dari PUPR dengan anggaran Rp 40 jutaan per Unit. Perdesa sebut Dede, diberi jatah 4 unit yang tersebar diberbagai dusun, meskipun dalam ajuan mengharapkan bisa lebih. Tapi, sambungnya, ia bersyukur karena nominal Rutilahu tahun ini cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya, baik yang dari provinsi maupun Pusat. Sebab, sambung Dade, penerima Rutilahu saat ini bisa dibangun total dengan ukuran rumah 30 meter persegi dengan rincian antara lain 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 1 Mck.
Sehingga, program Rp 7 juta rutilahu tahun 2013 saja Cikuntul menjadi percontohan nasional karena diambil sampel oleh dirjen Kementrian, apalagi dengan nominal yang cukup besar ditahun ini.

"Ajuan mah banyak, tapi karena pemerataan ya dijatah 4 unit perdesa," Ujarnya.

Lebih jauh Dede menambahkan, anggaran besar dan sudah sesuai RAB, tidak mengurangi prilaku gotong royong dan guyub masyarakat Cikuntul. Sebab,  penerima Rutilahu tidak saja mendapati rumah baru sesuai spek, tapi banyak tambahan dari masyarakat untuk sekedar memberikan kesempurnaan rumah milik warga kurang mampu tersebut, misalnya dalam RAB ruangan rumah hanya di plester, tapi tetangga banyak yang sumbangkan kramik,  begitu juga dengan pengecatan, hingga gula kopi dan makanan ikut disumbang masyarakat, baik tetangga, anak cucunya maupun masyarakat pada umumnya. Prilaku gotong royong dan sosial inilah sambung Dede, yang selalu harus terpelihara.

"Banyak yang dilebihkan diluar RAB, karena hasil gotong royong masyarakat," Pungkasnya.#Rs-fr.