Karawang- Tudingan ancaman radikalisme yang menyasar anak dan pelajar pun dibenarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud Sukiman, meminta seluruh sekolah di Indonesia untuk kreatif membuatkan program pendekatan orang tua dan murid di sekolah.
Menurut Sukiman, rangkaian program sekolah yang dapat melibatkan orang tua dan anak-anaknya dianggap cara efektif dalam membantu pengawasan perkembangan anak, sehingga penangkalan hal negatif dapat dilakukan termasuk radikalisme yang saat ini bisa menyasar pelajar.
Hasil gambar untuk SMPN 1 Karawang Barat
"Kedekatan anak dan orang tua di sekolah harus sering terjadi. Sehingga orang tua bisa mengetahui secara langsung perkembangan anaknya tersebut. Kalau bisa ini lebih kreatif, misalnya​ orang tua bisa membawa bekal langsung untuk anak-anaknya. Sekolah juga aktif memberikan perkembangan mengenai anak mereka di sekolah," ungkap Sukiman kepada wartawan disela melakukan kunjungan hari pertama sekolah di SMPN 1 Karawang Barat, Senin (17/7).

Dengan begitu, lanjut Sukiman orang tua akan mengetahui secara langsung program dan pembelajaran di sekolah secara baik atau tidak selama mereka memberikan pendidikan terhadap anak-anaknya.

"Jangan sampai orang tua ini tidak tahu apa-apa yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap anak-anaknya," ucapnya.

Selain program mendekatkan orang tua dengan anak-anaknya di sekolah. Sukiman juga menghimbau pihak sekolah untuk membuat ekstrakulikuler sebanyak mungkin. Sehingga setiap kegiatan dapat menjadi pilihan untuk murid-muridnya.

"Sekolah ini bukan hanya mengajarkan mata pelajaran saja. Tetapi juga sebagai wadah pengembangan diri anak-anak. Kalau bisa ekstrakulikuler ini harus juga banyak pilihan. Mereka harus berkembang dengan memilih keinginan mereka melalui kegiatan yang positif," ucapnya.

Menurutnya program sekolah lima hari juga sebagai langkah pemerintah untuk menangkal radikalisme ditingkat pelajar.

"Sekolah lima hari ini bukan full day school. Dan ini salah satu upaya untuk mencegah radikalisme agar anak bisa berkembang ke arah kegiatan yang jauh positif," pungkasnya.

Penulis :OCa
Editor: Farida