Karawang-.Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memberikan komentar terkait penangkapan grup 'Sacaren' yang dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Kelompok ini diketahui kerap menyebarkan konten berbau SARA untuk mendeskriditkan berbagai pihak melalui akun-akun sosial media yang mereka miliki.

Dedi yang sejak awal mengusung tema Kesundaan di Purwakarta sebagai platform pembangunan rupanya sering juga menjadi sasaran isu tersebut hingga kini.

Terkait hal itu, pria yang kini selalu mengenakan peci hitam tersebut mengatakan bahwa penyebar isu SARA, Hoax, Fitnah dan sejenisnya merupakan pribadi yang bermental penjajah.

"Mereka yang hobi menyebar adu domba, fitnah, bahkan isu bernuansa SARA itu ciri mental penjajah dan tidak bertuhan," kata Dedi di sela kegiatan yang dilaksanakan di Kejaksaan Negeri Purwakarta, berlokasi di Jalan Siliwangi, Kamis (24/8).

Meski geram atas ulah yang dilakukan oleh oknum pengguna media sosial tersebut, Dedi mengaku tidak merasa khawatir atas dampak yang ditimbulkan terhadap degradasi citra dirinya. Dedi lebih khawatir terhadap dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat luas.

"Soal politik saya tidak khawatir, saya malah khawatir terjadi kebencian di tengah masyarakat, berkelahi satu sama lain di media sosial, beberapa malah sampai baku hantam saling pukul," ujarnya menambahkan.

Pria yang juga seorang budayawan ini berpendapat, pemahaman tentang Ketuhanan harus melekat dalam diri pengguna sosial media sehingga timbul kesadaran yang tinggi saat akan menyebarkan sebuah konten ke akun sosial media.

"Orang yang menghalalkan segala cara untuk menebar kebencian sebenarnya tidak bertuhan. Kalau bertuhan pasti mereka tidak melakukan itu karena orang bertuhan pasti tidak akan mau menyebarkan fitnah," jelasnya.

Bareskrim Polri sendiri mensinyalir kelompok-kelompok sejenis seperti Gank Sacaren ini mendapat bayaran dari pihak tertentu untuk menyebarkan konten SARA melalui ratusan akun sosial media yang mereka miliki. Untuk pekerjaan ini, diduga uang puluhan juga menjadi imbalan.


Pewarta:Oca
Editor:Farida