KARAWANG- Makin memanas antara transportasi online dan Angkot.Buktinya, pada Minggu 13 Agustus 2017 sekitar pukul 20 :30 Wib seorang sopir Grap car alami luka-luka hingga harus dibawa ke rumah sakit, usai dikeroyok puluhan orang diduga sopir angkot di depan toko Indomart Sauyunan, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat.(14/8).

Korban  Winarno (49) warga Kampung Dipo, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat. Kini polisi masih mengumpulkan keterangan saksi guna mengetahui siapa pelaku pengeroyokan tersebut.
Hasil gambar untuk demo angkot di karawang"Kami masih mendalam kasus pengeroyokan sopir grab car. Kita juga sudah meminta keterangan saksi-saksi," kata Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Maradona Armin Mappaseng, kepada wartawan.

Maradona mengatakan, awalnya kejadian tersebut ketika korban (sopir grab car-red) berada dilokasi kejadian untuk menjemput calon penumpang di Jalan By Pass depan toko Indomart, Kelurahan Karangpawitan dengan menggunakan mobil T 1310 FB. Kemudian saat penumpang masuk kedalam mobil dan korban akan masuk ke mobil, tiba-tiba korban ditarik oleh salah seorang pelaku.

"Saat itu korban langsung dikeroyok oleh puluhan orang bahkan dipukul menggunakan bambu. Mendapat perlakuan tersebut, korban melakukan perlawanan dan langsung melarikan diri," ungkapnya.

Lanjut Maradona, dengan kejadian tersebut korban mengalami luka memar dibagaian tangan dan kepala. Kemudian korban melakukan visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Karawang.

Sebelumnya, ratusan sopir angkuta kota (angkot) melakukan demo di depan Kantor Pemda Karawang dengan memprotes kehadiran angkutan berbasis aplikasi atau online di Kabupaten Karawang.

Salah seorang sopir angkot, Endang mengatakan, tuntutan para sopir ini diantaranya adalah dihentikannya transportasi berbasis online, angkutan karyawan didalam kota dan angkutan mobil ilegal yang dinilai banyak menyerobot penumpang angkutan kota.

"Karena keberadaan mereka, kondisi penghasilan kami yang pas-pasan ini terus menurun. Apalagi mereka angkutan online, sudah sangat merugikan. Ditambah angkutan karyawan yang masuk wilayah perkotaan sudah tidak sesuai aturan. Lalu ada angkutan odong-odong atau yang mobilnya saja sudah ilegal. Perlu pemerintah hentikan," pungkasnya.

Editor : Farida