Jakarta .- Pelajar Indonesia meraih dua emas, dua perak dan satu perunggu pada ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2017 yang telah digelar di Nagoya, Jepang. 

Kepala Biro Kerjasama, Hukum, dan Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nur Tri Aries di Jakarta, Senin, mengaku sangat bangga dengan prestasi para generasi muda ini.

Nur Tri Aries berharap capaian tersebut dapat menjadi stimulasi bagi remaja lainnya agar ikut berinovasi menciptakan penelitian yang berguna untuk masyarakat. 

"Semua tim sudah memberikan kemampuan dan menampilkan yang terbaik, kami sangat mendorong generasi muda untuk tertarik pada penelitian sehingga di masa depan Indonesia dapat memiliki remaja yang cerdas dan inovatif," katanya. 

Selain membawa pulang medali, para pelajar berprestasi Indonesia juga berbagai penghargaan khusus dalam ajang penemu muda internasional yang digelar di Nagoya, Jepang pada 25-31 Juli 2017 itu. 

Tidak hanya itu, menurut dia, tim pelajar lainnya juga berhasil menyabet juara pertama di ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2017 yang digelar di Pathum Thani, Thailand, pada 23-27 Juli 2017. Mereka semua merupakan binaan kompetisi ilmiah yang diselenggarakan oleh LIPI. 

Inovasi pelajar Indonesia 
Pelajar indonesia raih emas ajang penemu muda internasionalPada 2017, LIPI mengirimkan 12 siswa pemenang National Young Invertor Awards (NYIA) Tahun 2016 untuk berkompetisi di ajang IEYI 2017 di Nagoya yang menuai hasil gemilang. Medali emas diberikan untuk karya berjudul The Safety Motorcycle Handlebar untuk kategori safety and health. 

Temuan tersebut merupakan karya Hans Bastian Wangsa dan Siti Farahdina dari SMAN 6 Yogyakarta berupa sistem pengingat pada sepeda motor yang merekayasa stang sepeda motor.

Karya lainnya yang mendapatkan medali emas dan Special Award dari official Macao yaitu Smart Trash Can untuk kategori green technology. Inovasi ini merupakan karya Gede Herry Harum Wijaya dan Ni Putu Gita Naraswati dari SMA Bali Mandara berupa inovasi tong sampah ini dapat menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk di TPA akibat sampah yang bercampur sehingga mempersulit proses pengolahan sampah.
Sedangkan, medali perak dan Special Award dari official Technopol Moscow Rusia diraih melalui karya Snake and Ladder for Blind Children untuk kategori Education and Recreation. Temuan ini merupakan karya Hanun Dzatirrajwa dan Izza Aulia Putri Purwanto dari SD IT Bina Amal Semarang sebagai sarana bermain yang memadai bagi anak-anak penderita tunanetra. 

Medali perak lainnya diraih melalui karya Floating Hydro untuk kategori Green Technology. Invensi ini adalah karya Arfan Khairul Wdari Sekolah Sampoerna Academy untuk menghasilkan energi listrik mandiri dan portable yang dapat dimanfaatkan di daerah yang belum terjangkau listrik PLN.

Selain itu, medali perunggu dan Special Award dari official International Teenager Competition and Communication Center China berhasil diraih melalui karya BOTANI (The Bot Farmer) untuk kategori Food and Agriculture.

Invensi ini merupakan karya Muftie Insani dan Firman Dwiansyah dari SMKN 1 Cimahi, dan dapat membantu mengkondisikan kelembaban dan temperatur ruangan yang dapat mempermudah manusia dalam memelihara tanaman yang memerlukan kelembaban dan temperatur tertentu. 

Special Award dari official Taiwan diraih melalui karya Smartsmofi (Smart Smoke Filter) karya Muhammad Huasin Masyhudul Haq dan Dhini Avilia dari MAN Cilacap. 

Inovasi mereka berfungsi sebagai alat penyaring polusi untuk menyegarkan udara di dalam ruangan.

IEYI, Nur mengatakan merupakan ajang kompetisi invensi bagi remaja di tingkat internasional yang bertujuan memberikan motivasi dan penghargaan terhadap prestasi remaja di bidang inovasi teknologi tepat guna. 15 negara turut bergabung dalam kompetisi yaitu China, Taiwan, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Macau, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand dan Vietnam. 

Sumber : Antara