JAKARTA-.Aksi menolak Perppu No 2 tahun 2017 menjadi lautan bendera tauhid. Bendera dengan warna hitam bertuliskan kalimat tauhid tersebut membentang dan berkibar di kerumunan masa aksi yang menuntut Perppu Ormas ditolak dalam sidang Paripurna yang digelar hari ini, Selasa (24/10).

Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maarif mengatakan bendera Tauhid yang membentang merupakan lambang untuk menguatkan semangat masa aksi. "Ini panji-panji Rasulullah, ini perjuangan, tidak boleh bangsa yang dibangun mayoritas Islam akan dipukuli oleh perppu ini. Maka ini kita ingin menguatkan bahwa kalimat tauhid ada di belakang kami," ujar dia saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (24/10).

Massa aksi menolak Perppu Ormas berkumpul di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/10). Hari ini, DPR akan menggelar Sidang Paripurna pengambilan keputusan Perppu Ormas.
Nemun demikian, dalam masa aksi penolakan Perppu Ormas tersebut dari pengamatan Republika.co.id, tidak ditemui satu bendera merah putih. Masa aksi juga semakin banyak mengerumuni pintu gerbang Kompleks Parlemen Senayan. Lautan bendera tauhid berukuran besar 6 x 3 meter saling sambung menyambung beriringan di sepanjang pagar Kompleks Parlemen Senayan.Tidak hanya yang berukuran besar, ratusan bendera tahuid juga dikibarkan masa aksi menggunakan tongkat-tongat yang dijunjung ke atas. Slamet mengatakan, mengibarkan bendera dengan kalimat tauhid bukan berarti representasi dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dibubarkan. Bendera tersebut, kata dia, merupakan panji Islam yang sudah ada belasan abad yang lalu.

"Karena sebelum HTI lahir, di zaman Rasulullah, bendera tauhid sudah berkibar sebelum HTI ada. Jadi ini panji-panji Islam," ujar dia. Slamet menjelaskan, diperkirakan puncak kehadiran masa aksi tolak Perppu Ormas akan terjadi selepas waktu shalat Zuhur selesai. Ada sekitar 50 ribu masa yang diperkirakan akan ikut bergabung untuk menolak Perppu Ormas.

Sumber: Republika