Karawang-.Peta politik jelang pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 mendatang makin panas utama diinternal partai Golkar yang tersohor slogannya," Suara Golkar Suara Rakyat".

Salah satu narasumber yang merupakan militan PG Golkar menyebutkan,partai Golkar itu partai besar partai yang berdasarkan sistem.Di Golkar itu semua gagasan dan cita-cita dikembangkan oleh sistem yang berlaku ditubuh Golkar sendiri,terangnya.(6/10).

Dia meneruskanya,di Golkar itu pun tidak ada kepemilikan saham tunggul,maaf banget karena berbeda dengan partai lain yang hanya mengacu pada kekuatan tokoh, namun untuk golkar sendiri wajib mengacu pada sistem yang ada.Untuk itu,karena kita punya sistem maka serahkan semua keputusan kepada pihak DPP PG. Siapapun yang mendapatkan SK Cagub/cawagub maka semua serahkan saja ke DPP. Toh DPP pun melalui Tim Pilkada Pusat memlilki hak menjaring calon gubernur yang potensial di luar penjaringan pleno yang dilakukan oleh DPD 1 Jabar. Dan juga telah di atur dalam Juklak No. 6 Tahun 2016,jelas dia.

Kemudian katanya,jadi bukan hanya DPD 1 dan II saja yang mempunyai hak menentukan Cagub/Cawagub. Tapi sesuai aturan yang tertuang dalam Juklak No 6 Tahum 2016,artinya Tim Pilkada pusat bisa menambahkan Cagub/cawagub lain yg sempat terjaring oleh oleh DPD 1 dan 2,ulasnya.

Maka sebaiknya apapun pilihan atau keputusannya yang dikeluarkan oleh pihak DPP sebagai kader Golkar yang baik dan bertanggungjawab,mari kita dukung dan besarkan partai Golkar sepenuh hati. Prinsipnya,besarkan partai ini karena partai ini partai yang bersistem jelas dan berkelas.Manakala ada kader yang kecewa karena tokohnya tidak dapat rekom DPP sampai hendak bakar KTA,itu berarti dia tidak paham tentang tradisi dan kultur Golkar. Dan sudah pasti pula kader bersangkutan tidak ada keinginan membesarkan partai tapi lebih mementingkan tokoh yang diusungnya.Karena saya sangat yakin apapun pilihan DPP pasti niatnya baik semata untuk membesarkan Partai Golkar.Prinsipnya sebagai kader,pasti kita ingin PG besar dan PG menang dalam pilgub Jabar. Kita gak mau dong kalah kedua kalinya. maka saya tnadaskan jangan hanya gara-gara tokoh tertentu kita kalah lagi nanti,ucap kader Golkar ini.

Masih kata narasumber,jadi bukan hanya DPD 1 dan II saja yang memilki hak menentukan cagub/cawagub. Tapi sesuai aturan Juklak No 6 Tahun 2016 Tim Pilkada pusat bisa menambahkan Cagub/cawagub lain yang tidak / luput penjaringan oleh DPD 1 dan II,ucapnya.

Berkaitan adanya kabar ternyar bahwa pihak DPP sedang melakukan simulasi pasangan cagub/cawagub.Apakah RK-Daniel,Dedi Mulyadi-Aceng Fikri,Demiz-Dedi Mulyadi.Itu sangat asli menunjukan bukti keseriusan pihak DPP untuk memenangkan Pilkada Jabar sekaligus membesarkan Partai.Tinggal serahkan saja kepihak kader PG dan masyarakat melalui survey. Lebih memilih mana antara RK-Daniel Muttaqien,atau Dedi Mulyadi-Aceng Fikri maupun Demiz-Dedi Mulyadi,ulasnya.

Dan dari ketiga pasangan yang disimulasikan mana untuk elektabilitasnya bagus.terpenting prinsip awalnya ada kader PG dalam pasangan tersebut dan Golkar bisa menang,pungkas Kader Partai Golkar asal Purwakarta ini,namun sayang jatidirinya yang bersangkutan meminta disembunyikan.
Penulis :Uus
Editor:Farida