Rembang-.Insiden penamparan yang dilakukan Dandim 0720/Rembang, Letkol (Inf) Darmawan Setiyadi, terhadap Muhamad Hilaludin (Kades Jambangan, Kecamatan Sarang), berakhir perdamaian. Dandim meminta maaf secara langsung dan Hilaludin juga sepakat tidak akan memperpanjang kejadian itu.

Mediasi yang dilakukan secara tertutup di Rumah Dinas Bupati Rembang dipimpin langsung oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz. Dalam mediasi tersebut juga nampak hadir Kapolres Rembang, Wakil Bupati Rembang, Sekda Rembang dan perwakilan dari Paguyuban Kepala Desa Rembang.
Usai mediasi, kepada wartawan Bupati mengaku masalah sudah selesai. Dia meminta agar tak diperpanjang masalah tersebut dan menghimbau kepada masyarakat agar tidak memprovokasi masalah tersebut.

"Pak Dandim sudah minta maaf, termasuk dari Kades yang bersangkutan juga sudah memaafkan. Jadi masalah selesai, jangan diperpanjang lagi. Kata maafkan yang paling tinggi, tidak ada syarat atau apa, sudah baik semua," jelas Abdul Hafidz, Jum'at (10/11/17) sore.

Sementara itu Dandim di hadapan media mengakui bahwa apa yang dilakukannya sejatinya tidak pas. Ke depan ia berjanji akan bertindak lebih proporsional dan bijaksana di lingkup masyarakat.

"Saya sudah mengawali untuk minta maaf, karena yang saya lakukan mungkin tidak pas. Yang jelas nanti saya akan jauh lebih bersikap proporsional dan bijak lagi dalam menghadapi masyarakat, karena kan beda antara militer dengan warga sipil," terangnya.


Suasana rapat koordinasi (Rakor) pengawasan dana desa yang digelar di Pendopo Museum RA Kartini Rembang, mendadak berubah menjadi gaduh. Para kepala desa peserta Rakor memprotes Dandim 0720/Rembang, Letkol (Inf) Darmawan Setiyadi, yang menempeleng salah satu rekannya.

"Pak Dandim tadi sedang memberikan pengarahan di depan. Tapi yang namanya kepala desa, mungkin kecapekan karena banyak aktivitas, saat itu ada yang menyandarkan kepalanya di kursi. Kemudian dia dipanggil sama Dandim, diberi shock therapy semacam militer," ungkap Ketua Paguyuban Kepala Desa se Kabupaten Rembang, Zidad, Jumat (10/10/2017).

Saat dikonfirmasi, Letkol Darmawan Setiyadi, mengakui melakukan tindakan tersebut. Ia mengakui tindakan yang dilakukannya tersebut dipicu kondisi fisiknya yang sedang kelelahan. 

Dijelaskannya, saat kejadian dia sedang melakukan pemaparan materi di atas mimbar. Namun, ia merasa ada salah seorang kepala desa yang menunjukkan sikap seolah menyepelekan paparannya itu.

"Saat saya menyampaikan materi untuk kepala desa, ada yang di depan saya terlihat seorang kepala desa terkesan menyepelekan. Saya panggil ke depan, saya ingatkan. Memang saya tempeleng kena pipi, tapi ya nggak keras," kata Darmawan sambil mempraktikan gerakan menyerupai menampar.

Setelah Darmawan turun dari mimbar, para kepala desa lalu menyerukan protes atas tindakan Dandim.

Darmawan mengakui tindakannya tersebut salah dan tidak sepatutnya dilakukan olehnya. "Ya mungkin itulah kondisi kelemahan saya yang mungkin dalam keadaan yang kurang fit. Saya lepas kontrol," lanjutnya. 

Namun kemudian Dandim segera menetralisir tindakan dan kesalahannya. Dandim segera mengajak Muhamad Hilaludin (Kades Jambangan, Kecamatan Sarang) yang ditempelengnya itu berjabat tangan. 

Sumber Detik.com