Karawang.-Pasca Partai Golkar resmi mendukung Ridwan dan Daneil ada kabar lain yang menghentak peta politik tataran Sunda.Pasalnya,Partai Hanura dikabarkan akan berkoalisi pasti dengan PDI P di Pilgub Jabar 2018.

Namun, partai pimpinan Oesman Sapta Odang ini masih mencermati dinamika yang berkembang sebelum mengambil sikap dukungan.(9/11/2017).

"Kami masih dalam tahap komunikasi dengan partai-partai yang ada. Saya kira di Jabar kira perlu cermati dinamika yang berkembang," kata Sekjen Hanura Syarifuddin Sudding saat dihubungi via telepon genggam, Kamis (9/11/2017).

Ini Kalimat Setnov dan Ridwan Kamil,Saat Pemberian SK

Menurutnya keputusan mengejutkan Golkar mendukung Ridwan Kamil ketimbang Dedi Mulyadi menjadi sorotan Hanura. Hal itu membuat Hanura harus lebih berhati-hati dalam menentukan sikap di tengah-tengah konstelasi politik yang berkembang.

"Ini jadi bahan bagi kami Hanura juga bagi PDIP yang belum menentukan sikap. Beberapa partai masih dalam tahap penjajakan seperti Hanura, PDIP, dan Demokrat. Kita lihat perkembangan minggu ini," jelas dia.

Ia mengaku sejauh ini Hanura paling intens berkomunikasi dengan PDIP di Pilgub Jabar. Terlebih, sambung dia, kedua partai sempat diisukan sudah berkoalisi bersama Golkar dalam 'Koalisi Pancasila' meski akhirnya dibantah.

"Ya sementara komunikasi secara intens dengan PDIP," ungkap dia.

Dia mengatakan ada suara kader-kader di Jabar yang ingin menyandingkan Dedi Mulyadi dengan Aceng Fikri. Namun, sambung dia, paket ini bisa terwujud tergantung kesepakatan koalisi parpol yang terbentuk nanti."Kami tidak dalam konteks memaksakan kehendak mengusung kader, tapi kalau elektabilitas memungkinkan dan ada kesepakatan partai2 yang ini bekerjasama kenapa tidak," kata Syarifuddin

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi kerap dikait-kaitkan dengan PDIP. Namun, tentunya PDIP akan menempatkan kadernya sebagai wakil apabila nantinya dukungan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu jatuh kepada Bupati Purwakarta itu.Partai berlambang banteng moncong putih memiliki 20 kursi sehingga bisa mengusung calon sendiri. Sementara Hanura hanya memiliki 3 kursi,sehingga harus berkoalisi apabila ingin mengusung kadernya di Pilgub Jabar.

Di Karawang,suara sama mengemuka. Tidak diusung Dedi Mulyadi oleh Golkar adalah tahap awal pecah kongsi di internal PG.Dan untuk peluang Kang Dedi balik kandang sangat terbuka,ujarnya.

Janji tingal janji semua ini adalah politik penuh intrik.Bilamana kader Golkar utama arus bawah terus mendesak Kang Dedi dan PDIP terbuka menerimanya maka bisa terjadi seperti diramalkan,tambahnya.Karena saya yakin seorang Dedi Mulyadi tak akan mau kecewakan banyak orang apalagi Ketua DPD Jabar ini memiliki simpatisan dan pendukung yang militan.Seribu pertimbangan pasti dilakoninya namun dyakini Dedi akan lebih sayang kepada orang-orang yang mendukungnya,tutup narasumber enggan namanya disebutkan.