Bandung- Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Provinsi Jawa Barat hingga kini masih kesulitan mengakses perbankan untuk keperluan pinjaman modal dikarenakan ketidaktahuan mengenai tahapan prosedural yang berlaku.

"Memang biasanya karena keterbatasan pengetahuan dari pengusaha. Tapi, terkadang bank sangat kaku karena jenis usaha harus bank-able, sementara UMKM baru visible," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat, Dudi Sudradjat Abdurachim, di Bandung, Kamis.

Ia mengatakan untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya sudah bekerja sama dengan sejumlah bank untuk mempermudah pencairan pinjaman juga berbentuk pelatihan teknis managerial agar jenis usaha yang dilakukan pelaku UMKM bisa bankable.

"Jadi ini bentuk pendampingan, tentu butuh kerja sama. Sebenarnya pemerintah sudah mempunyai program Kredit Cinta Rakyat (KCR) dengan bunga rendah," kata dia.

"Di luar itu ada program lain di luar KCR atau pelatihan yang sering kita lakukan. Baru tahun ini berjalan," lanjut Dudi.

Menurut dia, KCR adalah program Pemprov Jawa Barat untuk memperkuat UMKM yang sudah berjalan dari tahun 2011 dan hingga tahun ini, jumlahnya mencapai Rp285 miliar dengan 14.800 lebih debitur.

Pihaknya juga optimis program mencetak 100 ribu wirausaha baru yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan bisa terealisasi tahun depan.

Ia menuturkan hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mencetak 60 ribu lebih wirausaha baru melalui pelatihan. "Untuk tahun ini 20 ribu wirausaha, tahun depan 20 ribu lagi," katanya.

Dirinya mengatakan masyarakat yang mengikuti program tersebut tersebar di berbagai daerah.

"Dan yang paling banyak di Bandung Raya, tapi jumlahnya proporsional di semua daerah," kata dia.

Ia menambahkan pihaknya juga sudah meminta pendamping di setiap kabupaten kota untuk terus memperluas jangkauan program tersebut.

Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar optimis program target 100 ribu wirausaha baru tersebut bisa tercapai dan sukses.

"Insha Allah tahun depan bisa tercapai. Saat ini sudah ada 60 ribu Wirausaha Baru yang tercatat by name by address," kata Deddy Mizwar.

Menurut dia, program ini menjadi salah satu kunci untuk mengentaskan kemiskinan. "Jadi pencetakan wirausaha baru itu untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan," kata dia.