KARAWANG-.Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher menekankan tentang pentingnya para pengembang properti memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap proyeknya, pernyataan tersebut diutarakan Aher kepada anggota REI se-Jawa Barat, serta 15 DPD REI Musyawarah Daerah (Musda) XI REI Jawa Barat Tahun 2017.

"Saya sepakat teman-teman pengusaha yang mengusahakan properti atau perumahan, baik perumahan bagi masyarakat umum maupun perumahan bagi yang berpenghasilan lebih tinggi itu betul-betul memperhatikan aspek lingkungan," kata Aher dalam sambutannya sebelum membuka Musda REI Jawa Barat, di Bandung, Rabu.

Aher juga memuji langkah pengusaha perumahan dalam menata lingkungan di setiap proyek perumahan.

Menurutnya, perumahan memberikan kontribusi dalam memperbaiki tata ruang perkotaan dan perdesaan, serta meningkatan kebahagiaan bagi penghuninya.

"Penataan perumahan lewat pengusahaan seperti ini akan lebih tertata dibandingkan dengan bila masyarakat membuat rumah masing-masing satu per satu. Dan kelihatannya semrawutnya perkotaan kita, semrawutnya perkampungan kita gara-gara perumahannya masing-masing dibuat tanpa perencanaan bersama," kata Aher.

"Dan kalau sudah menjadi kawasan atau perumahan yang dikelola oleh teman-teman real estate, Insha Allah akan terpelihara. Jadi, saya memandang bahwa kehadiran real estate dan kehadiran perusahaan yang mengusahakan perumahan rakyat itu sangat penting adanya untuk membangun kebahagiaan. Karena dengan demikian akan terjadi lingkungan yang baik ketika ditata lewat perumahan-perumahan tersebut," lanjutnya.

Musda REI DPD Jawa Barat kali ini mengambil Tema: Pengaruh Pembangunan Infrastruktur dan Kebijakan Pemerintah Terhadap Bisnis Properti. REI menilai bahwa infrastruktur akan memberikan dampak yang cukup berarti terhadap pembangunan ekonomi secara merata, sehingga hal tersebut harus diantisipasi sejak dini.

"Jika berkaca pada pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa, khususnya di Jabodetabek. Pembangunan infrastruktur LRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung belum begitu terlihat rencana kawasan untuk tujuan pemerataan tersebut. Yang ada malah penguasaan lahan secara terpihak di sekitaran infrastruktur tersebutu oleh sebagian orang," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) REI Jawa Barat Irfan Frimansyah dalam sambutannya.

Untuk mengahindari hal tersebut, menurut Irfan perlu ada skema kerjasama yang saling menguntungkan. Karena prospek pengembangan properti di lokasi pembangunan LRT dan Kereta Cepat akan menjadi market bisnis properti di kemudian hari. 

Oleh karena itu, Musda ini digelar sebagai sarana diskusi antara anggota REI Jawa Barat, para mitra kerja, serta pihak Pemerintah Daerah.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) REI Sulaeman Sumawinata menuturkan bahwa arah dari pembangunan adalah infrastruktur. Infrastruktur merupakan faktor penentu proyek pembangunan perumahan atau properti. Pembangunan akan bergerak ke arah dimana infrastruktur itu berada.

Sulaeman memandang Jawa Barat adalah salah satu pijakan pembangunan di Indonesia. 

"Jawa Barat dan DKI Jakarta itu pijakan. DKI itu sebenarnya titik sentral saja. Tapi pergerakan pembangunan itu sebetulnya ada di sekitarnya di Jawa Barat. Kalau lihat jalur Cikampek ke Cirebon itu sebentar lagi juga akan seperti dari Cikampek ke Jakarta," kata Sulaeman.