Karawang.- Puluhan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Barat menggelar aksi long marchmenuju Istana Merdeka, Jakarta. Mereka meminta Presiden Joko Widodo untuk mencabut PP 78/2015 tentang Pengupahan. 


Massa buruh berkumpul di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (7/11/2017). Mereka membawa perlengkapan seadanya untuk bersiap bertolak menuju Jakarta. Para buruh ini bakal bergabung dengan kelompok buruh lainnya di Jakarta pada 10 November mendatang. 

Ketua FSPMI Jabar Sabilar Rosyad memperkirakan peserta aksi long march ini akan tiba di Jakarta pada Hari Pahlawan atau 10 November. "Kita tolak upah murah. Kita juga akan menolak UMP dan UMK yang mengacu pada PP 78/2015," kata Sabilar saat ditemui di depan Gedung Sate.

Secara simbolis puluhan peserta aksi long march tersebut dilepas Sabilar. Hujan yang sempat mengguyur Kota Bandung tidak menyurutkan semangat para peserta aksi untuk menyuarakan berbagai tuntutan kepada pemerintah.

Menurut Sabilar, ada tiga tuntutan utama yang akan disuarakan dalam aksinya kali ini. Pertama mereka meminta Presiden Joko Widodo untuk mencabut PP 78/2015 tentang pengupahan. Karena PP tersebut tidak memberi keadilan bagi buruh dalam penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan juga Upah Minimum Kota (UMK). 

Selain itu, pihaknya mendesak kenaikan UMP dan UMK di tahun 2018 sebesar Rp650 ribu dari besaran UMP dan UMK sebelumnya. Kenaikan itu dilihat dari hasil survei pasar, kebutuhan hidup layak, inflasi dan komponen lainnya sesuai dengan UU 13/2003. 

Untuk rute long march dimulai dari Gedung Sate, lalu ke Purwakarta. Setelah itu, sambung Sabilar, mereka akan bersatu dengan buruh dari daerah lain seperti dari Subang, Cirebon dan daerah lainnya. Dari Purwakarta akan bertolak menuju Bekasi dan kemudian menuju Jakarta. 

Aksi tersebut tidak hanya dilakoni buruh dari Jabar saja. "Estimasi massa itu mencapai 100 ribu. Karena bukan hanya dari Jabar saja. Tapi dari Banten, DKI, Jateng dan Lampung akan berkumpul di Jakarta," ucap Sabilar. 

Puluhan buruh peserta aksi berjalan kaki iru tersebut bergerak diikuti oleh puluhan pengiring yang menggunakan motor. Sejumlah polisi ikut mengawal jalannya aksi demi kelancaran dan keselamatan peserta.