Jakarta - Keinginan kuat para kader untuk mengganti Ketua Umum Golkar Setya Novanto melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) terus menggema. Namun, di tengah badai desakan Munaslub, masih ada beberapa pengurus DPD tingkat I Golkar yang tak menghendakinya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PG Bidang Pengawasan Pembangunan Melchias Markus Mekeng mengemukakan, tinggal 3 ketua DPD I Golkar saja yang belum setuju Munaslub. Sisanya, 31 DPD I, sudah setuju melakukan Munaslub.

"Tiga yang belum: NTT, Papua, dan Papua Barat. Kita mengharapkan agar segera bergabung," kata Mekeng kepada wartawan, Jumat (1/12/2017).



Mekeng menyebut, 31 DPD I Golkar tersebut telah menandatangani surat pernyataan persetujuan penyelenggaraan Munaslub. Mereka, kata Mekeng, melakukannya atas kemauan dan kesadaran sendiri karena melihat Golkar yang sedang merosot.

"Semua sudah dilakukan sesuai aturan partai. Ketentuan Munaslub kan 2/3 dari jumlah DPD I. Ini sudah melebihi, jadi tidak ada alasan lagi menunda-nunda," tutur Ketua Komisi XI DPR ini.

Saat ditanya arah dukungan dari 31 DPD I yang mendukung Munaslub, Mekeng menyebut semua menginginkan Menteri Perindustrian yang juga kader senior Golkar, Airlangga Hartarto (AH) memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut. Mereka menilai AH punya kemampuan dan integritas yang baik serta bersih dari berbagai kasus korupsi. 

"Figur Airlangga dianggap layak memimpin Golkar. Itu penilaian DPD ya," ujar Mekeng.



Menurut Mekeng, kondisi Golkar sekarang ini harus diselamatkan. Pasalnya, tahun 2018, ada 171 daerah yang menyelenggarakan Pilkada. Tahapan pendaftaran calon legislatif (Caleg) juga sudah dimulai awal 2018. Di sisi lain, hasil survei soal elektabilitas partai menunjukkan Golkar berada di bawah angka 10 persen. Padahal, Golkar pernah menjadi pemenang Pemilu sejak reformasi 1998. Bahkan selama Orde Baru berkuasa 31 tahun, Golkar, kata Mekeng, selalu menjadi pemenang pemilu.

"Golkar ini partai besar, tidak bisa terus hancur seperti sekarang. Munaslub adalah pilihan untuk memperbaiki apa yang terjadi sekarang," tegasnya.

Dia berharap Munaslub bisa digelar antara 15-17 Desember 2017. Lokasinya bisa Jakarta, Bandung atau Yogyakarta. Tiga tempat ini dinilai siap melakukan event sebesar Munaslub, kapan pun dilakukan.