Jakarta. - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan Indonesia sangat rawan gempa. Berdasarkan data, jumlah titik rawan gempa meningkat signifikan semenjak 2010.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga, mengungkapkan dalam peta gempa pada 2010 tercatat ada 81 Hazard gempa di Indonesia. Jumlah Hazard kemudian naik signifikan dalam peta gempa 2017 menjadi 295.
"Indonesia itu termasuk daerah yang rawan gempa. Karena dari 81 (titik hazard) menjadi 295, risiko terjadinya gempa semakin besar," ungkapnya di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (26/1).
Dia menambahkan, untuk Pulau Jawa, titik rawan gempa terdapat di wilayah pantai Utara. Sebab, pada 2017, titik rawan gempa pada pantai Utara Jawa meningkat sebanyak 27 titik.
"Peningkatan jumlah besar aktif cukup signifikan pada jalur utara jawa dari cirebon-semarang- surabaya," jelasnya.
Menurut Danis, Indonesia bagian Timur menjadi daerah yang paling rawan gempa. Menurutnya, lebih dari 100 bahaya bencana teridentifikasi di wilayah Timur Indonesia.
Sementara itu, menurut Danis, Kalimantan menjadi wilayah paling aman. "Nah itu di mana saja itu terjadi, lebih dari 100 itu teridentifikasi ada di wilayah Indonesia Timur. Kalimantan relatif aman terhadap gempa," jelasnya.
Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 8.693 gempa bumi terjadi dan mengguncang wilayah Indonesia.
Di samping itu, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tercatat 8.694 gempa bumi terjadi sepanjang 2017, atau rata rata 718 gempa bumi setiap bulannya.
Dari total jumlah 8.000 lebih gempa yang terjadi, ada 19 kali yang sifatnya merusak. Sedangkan, 208 kali gempa dengan kekuatan di atas 5 skala Richter dan genap yang dirasakan sebanyak 573 kali.


merdeka