Jakarta - Menjawab tantangan dari Deddy Mizwar, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengungkap dokumen kontrak politik antara Wagub Jabar itu dengan Partai Demokrat soal dukungan capres. Siapa yang bocorkan dokumen itu hingga sampai ke tangan Hidayat?

"Dokumen ini kami dapat dari 2 sumber yang sangat dekat dengan Antum (Deddy Mizwar)," kata Hidayat mengenai sumber pemberi dokumen itu.

Hal itu disampaikan Hidayat melaluin akun Twitter-nya, Senin (1/1/2018) siang. Selebihnya, Hidayat tak menyinggung lebih jauh mengenai sosok 'pembocor' tersebut.

Siang ini Hidayat melalui akun Twitter-nya itu mengunggah dokumen kontrak politik antara Deddy dengan Partai Demokrat. Dokumen satu lembar itu berjudul 'Pakta Integritas'. Pada intinya dokumen itu berisi kesanggupan Deddy yang telah menjadi kader Demokrat untuk mendukung capres-cawapres yang diusung Partai Demokrat pada 2019 mendatang.

Kontrak politik inilah yang memicu PKS dan Deddy pisah jalan. Hidayat menuturkan partainya tak pernah diajak komunikasi oleh PD terkait dukungan kepada capres PD tersebut.

"Jadi kalau kemudian menjadi seolah-olah kami harus terikat dengan capres dan kami juga belum tahu siapa dia, itu kan jadi permasalahan lainnya," kata Hidayat di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (29/12/2017) lalu.

Wakil Ketua Dewan Syuro PKS ini menuturkan, perhitungan penyusunan komposisi di Pilgub Jabar memang menjadi pertimbangan di Pilpres 2019. Namun ia menyebut, akan jadi suatu permasalahan ketika PD sendiri belum menentukan dukungan kepada siapa di 2019 mendatang.

"Jika Demokrat saja belum mengetahui akan memberikan dukungan kepada siapa di 2019, ini menjadi permasalahan untuk PKS. Karena PKS tak ingin memberikan dukungan sembarangan terhadap calon yang belum jelas akan memimpin Indonesia di tahun berikutnya," kata Hidayat.

PKS kini berkoalisi dengan Gerindra dan telah mendeklarasikan dukungan ke Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. PAN juga disebut bergabung dengan koalisi itu namun tak hadir saat deklarasi. Adapun Deddy Mizwar berduet dengan Dedi Mulyadi dan didukung Golkar dan Demokrat.