Karawang-.Terjadinya Tragedi Tanjakan Emen di Subang yang merenggut nyawa 27 orang pada sabtu (10/2/2018),bukan saja menjadi perhatian publik dan isu nasional saja.Karena akibat peristiwa tersebut berimbas kepada permintaan kepada pemerintah (Dishub,red)untuk menunjukan keseriusannya dalam memberikan izin trayek,kelaikan mobil termasuk izin KIR bagi sebuah kendaraaan umum.(Angkutan,red).

Sapta seorang warga Karawang menduga kuat peristiwa Tragedi Emen akibat rem blong walau pihak polisi masih melakukan olah TKP sampai sore ini di lokasi kejadian perkara.

Melihat posisi mobil terbalik dan lokasi dapat diyakini kecelakaan yang mengakibatkan 27 orang meninggal yang menjadi penyebabnya adalah rem blong.peristiwa itu bisa terjadi akibat bobot bawaan tak sebanding atau kampas rem yang sudah aus hingga terjadinya peristiwa(tak terkendali,red),ungkap Sapta.

Untuk itu kepada Arif Bijaksana Kadishub Karawang agar lebih tepat dalam menempatkan orang-orangnya dibagian KIR dan timbangan.Kenapa demikian,ungkap Sapta."Karena selama ini diduga kuat pemberian izin KIR untuk di Karawang juga patut diduga karena tak sedikit mobil bus dan truk yang secara kasat mata tidak mesti lolos namun pada kenyataanya bebas beraksi di Karawang mencari penumpang dan membawa barang".

Bukan bermaksud menggurui kepada Kadishub Karawang,tegas Sapta."Pungli -pungli dilingkungan Dishub Karawang masih berjalan dan sistem paket beres rowes adimitrasi masih marak ",jika ingin pembuktian silakan cek dengan cara mengundang ulang semua mobil yang dinyatakan telah lolos izin KIR maka hasil dari itu akan ada sejumlah temuan ketidakpatutan dan jauh dari kepantasan sebuah mobil mendapatkan lulus uji KIR oleh pihaknya",beber dia.

Dishub Karawang pun harus tegas bilamana dalam terimnal antar kota atau propiensi misal di Klari menemukan sebuah mobil bus yang tak layak jalan.Jadilah petugas-petugas Dishub sebagai petugas kemanusian sejati dengan diawali kehati-hatian memberikan izin dan rajin mengingatkan bila saat visit mobil singgah di terminal.Janganlah karena salam tempel dari kenek bus pembawa puluhan orang lalu dilepas tanpa peringatan saat mobil bisa dinyatakan tak layak jalan.Bila itu tetap menjadi pembiaran oleh Kadishub baru artiya sama saja menutup mata padahal jelas berdosa.

Kemudian katanya,inidikator umum mobil tak layak jalan bisa dilihat dengan kondisi ban gundul,kampas rem sudah aus atau kedapatan supirnya diduga meminum obat atau telan sesuatu hingga bisa picu satu peristiwa menghilangkan nyawa penumpang,tandas Sapta.