Karawang.-Masyarakat Karawang dan Cilamaya Khususnya, jarang tahu binatang Owa Jawa. Primata yang mirip monyet dan hidup di hutan endemik ini populasinya nyaris punah akibat penebangan hutan untuk industri perkotaan, pencurian hingga faktor alam lainnya. Bersama Yayasan Owa Jawa, PT Pertamina EP  Asset 3 Subang Field sosialisasikan penyelamatan hewan tersebut ke 8 Sekolah di Karawang dan Subang, salah satunya SMAN 1 Cilamaya.

Ridwan Atuk,Edukator dari Yayasan Owa Jawa mengatakan, kegiatan sosialisasi Owa Jawa ini didasari atas keprihatinan pihaknya pada Primata yang hampir punah di Indonesia ini. Sebab, hewan yang hidup selama 50 tahun dihutan dengan ketinggian 600 meter ini hanya menyisakan 4.000 ekor versi data UNHCR , itupun hanya menyisakan di Jawa Barat saja, tepatnya di Gunung Pangrango dan Gunung Punang Bandung Selatan, karena di Jawa Timur sudah tidak bisa ditemukan lagi. Karenanya, Sejak 2003, pihaknya sudah turun lapangan ke berbagai elemen masyarakat kaitan kesadaran penyelamatan Owa Jawa ini, sebab, selain punah akibat insldustrialisasi dilahan-lahan hutan endemik, tangan-tangan jahil juga acapkali mencuri hewan yang lambat perkembangbiakannya ini untuk di pelihara.Untuk itu, bersama anak-anak SMA Cilamaya ini, ia sampaikan penyuluhannya, baik secara visual, game dan komunikasi dua arah yang diselenggarakan out door bersama PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field." Owa ini hampir punah, kita upayakan penyuluhan ini untuk menyampaikan pesan-pesan penyelamatan Primata ini," Katanya.

Ridwan menambahkan, Output yang diperoleh dari penyuluhannya ini adalah, minimal anak sekolah sadar pada lingkungan terkecil cara melestarikan Owa seperti apa, diantaranya menghemat kertas, pelestarian lingkungannya dan mengenal lebih jauh manfaat keberadaan flora dan fauna. Disamping juga membantu rehabilitasi Owa Jawa ini lebih baik dimasa-masa mendatang." Hal -hal terkecil saja dulu kita sampaikan sebagai wujud pelestarian Owa apa yang terdekat yang bisa kita lakukan," Katanya.


CSR Staff PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field Minanti Putri mengatakan, Primata Monogami ini memang tidak ada di Karawang dan Subang, namun alasan pihaknya mengarahkan penyuluhan Owa Jawa ini sebagai  bagian rangkaian kerjasama bersama Yayasan Owa Jawa, dimana sosialisasi , publikasai dan pelestarian OwA jawa bisa difahami semua pelajar baik  konservasi,  rehabilitasi maupun abituasnya. Mengapa harus ke anak Sekolah, karena Pertamina EP mengarahkan ke 4 Sekolah di Karawang dan 4 Sekolah di Subang, alasannya sebab siswa merupakan agen perubahan yang terdidik yang bisa berefek pada kelingkungan sekitar baik saat ini, maupun dimasa mendatang, sehingga kapanpun dan dimanapun orang akan semakin sadar melestarikan owa Jawa, karena Primata ini menjadi indikator hutan sehat. Apalagi, kalau binatang ini punah, maka binatang lainya akan rusak sehingga bisa menggangu keseimbangan ekosistem di hutan. " Kita sosialisasikan Owa Jawa ini di 8 sekolah, baik di Karawang maupun Subang yang masuk wilayah kerja kita," Katanya.


Hasil dari penyuluhan ini, selain dibekali materi, visual, brosur dan komunikasi dua arah, para siswa juga di arahkan agar bisa tanggap jika melihat Owa di pelihara masyarakat, bisa melapor ke relawan di Yayasan Owa, Kepolisian maupun Dinas Lingkungan Hidup setempat, bukan ikut-ikutan memelihara. Sebab, primata ini sebut Minanti, dalam suatu keluarga monogami yang rata-rata melahirkan bayi setelah dikandung 220 hari, bahkan sampai usia 3-4 bulan, bayi owa tetap melekat di perut induknya sebelim mencari pasangannya di wilayah teritorialnya. Tak heran, selain terancam punah, Primata ini juga memang lambat perkembangbiakannya." Kalau lihat Owa, segera lapor ke pihak terkait, jangan ikut-ikutan memelihara. " Katanya.