PELITA KARAWANG.- Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menghadiri ceramah Ustad Abdul Somad di Masjid Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu. Tak hanya itu, Tito juga mengajukan pertanyaan kepada para ulama.

Mengenakan baju koko putih dan bersorban serta berpeci putih, Tito duduk berdekatan dengan Somad, didampingi Ustad Arifin Ilham yang menjadi pemimpin majelis dzikir Az Zikra, dan sejumlah ulama lainnya.

Selain mendengarkan ceramah, Tito bertanya kepada para ulama cara mencegah perpecahan antarumat beragama.

Dengan merujuk kepada beberapa negara seperti Suriah, Afganistan, Pakistan, dan Yaman yang seperti Indonesia berpenduduk mayoritas muslim, Tito bertanya kepada ulama, "Apakah kemungkinan konflik seperti di Suriah, Afganistan itu terjadi di Indonesia? Bagaimana kita bisa mencegahnya, bagaimana kira-kira khususnya, Kepolisian dapat mencegah itu?"

Ditanya Tito, Somad mengatakan apa pun bisa saja terjadi, oleh karena itu Alquran mewajibkan melakukan tabayyun atau klarifiaksi.

"Kalau datang orang bawa satu berita, klarifikasi, oleh sebab itu yang selalu membuat kita tidak baik adalah komunikasi yang tidak baik," kata Somad.

Menurut Somad, setiap ada percikan api petugas harus cepat memadamkan jangan sampai seperti bom waktu yang siap meledak atau jangan seperti api dalam sekam.

"Alhamdulillah saat ini kita bisa duduk bersama, jika ada percikan, maka cepat diselesaikan. Salah satu yang kita lakukan adalah tabbayun," kata Somad.

Langkah kedua, lanjut Somad, adalah kepastian hukum yang tidak pasti agar dapat dipastikan. Seperti beberapa laporan yang menyebutkan adanya penangkapan seseorang maka Mabes Polri perlu mengklarifikasinya.

Somad menambahkan Indonesia memiliki keunikan yang tidak dimiliki negara-negara Arab. Meski beragama Islam, budaya Timur mempengaruhi masyarakat Indonesia yang berbeda suku, tetapi menyatu menjadi NKRI.

"Kalau ini kita jaga, dan pelihara, azab tidak akan turun kalau "Muhammad" ada di tengah kalian. Dan musibah tidak akan ada selama kita beristigfar," kata Somad.

Dia mengingatkan umat muslim untuk tak melupakan klarifikasi saat menerima informasi dan tidak menyebarkan hoax.

"Jangan suka menyebarkan hoax, karena nanti orang yang suka menyebarkan hoax walaupun amalnya baik, nanti dia akan masuk dalam surga, surganya juga hoax," kata Somad.

Sebelumnya Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk bergandengan tangan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita bersama-sama bergandengan tangan menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai," ujarnya.

Tito menyampaikan rasa bangganya karena dapat hadir dalam silaturahim akbar keluarga Persis kali ini karena organisasi keagamaan tersebut tak hanya berperan dalam merebut kemerdekaan semata, namun juga mengisi kemerdekaan dengan pendidikan dan dakwah.

Ia berharap melalui silaturahim itu tercipta keutuhan umat dalam kerangka NKRI, dan tidak seperti Uni Soviet dan Yugoslavia yang telah terpecah belah atau menjadi kisruh layaknya di Timur Tengah.

"Ingin menyampaikan selamat kepada pengurus terselenggara acara ini. Saya berharap Persis betul-betul mengisi kemerdekaan, artinya tepat," katanya.

Selain itu, ia akan memerintahkan anak buahnya untuk sama-sama untuk bergandengan tangan bersama Persis maupun dengan organisasi keagamaan lainnya yang ada di Indonesia.

"Untuk itu tentunya Polri siap untuk bersama Persis untuk mengisi kemerdekaan ini," demikian Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Sementara itu, Ketua Umum Persis Aceng Zakaria berharap silaturahim akbar tersebut menjadi momentum persatuan umat Islam di Indonesia, khususnya di internal Persis dalam menjaga silaturahim dan meningkatkan soliditas dakwah.

"Saya tegaskan tujuan ini memfasilitasi terjalinnya silaturahim langsung secara fisikal dan kolosal antara seluruh elemen jamiyah Persis, khususnya Jabar dan utusan daerah," tuturnya.

Ia juga berharap, silaturahim itu menjadi pengingat agar kasus-kasus penyerangan terhadap ulama tidak terulang. Di sisi lain, ia berharap jajaran kepolisian dapat mengusut tuntas segala bentuk intimidasi terhadap ulama guna tercipta rasa aman dan nyaman.

"Kita bersyukur segala sesuatunya pasti ada hikmahnya. Terima kasih ke orang gila jadi momentum menjaga ulama. Polisi juga sekarang mengamankan pesantren kita siang dan malam," demikian Aceng Zakaria.