pelitakarawang.com - . Sebuah benda yang sering digunakan dalam dunia intelijen, pen gun alias senjata api berbentuk pena, yang disita Polda Jawa Barat (Jabar) bisa menghilangkan nyawa orang kalau ditembakkan dari jarak 3-5 meter.

Pen gun seharga Rp 7 juta tersebut berkapasitas satu butir peluru kaliber 0,22 inchi alias 5,5 mm.

Barang tersebut disita dari Dian Daryansyah (37), satu dari empat tersangka kasus peredaran senjata api ilegal.

Pen gun komponen di dalamnya terlihat sederhana. Ada per (pegas), pelatuk, dan penyimpan peluru.

Dalam kasus yang diungkap Polda Jabar, peluru yang digunakan di pen gun berkaliber 5,5 mm.

Pen gun hanya dapat diisi satu peluru.

"Peluru kaliber 22 (5,5 mm) ini sudah jarang di Indonesia. Kemungkinan peluru didatangkan dari Filipina," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jabar, Kombes Umar Surya Fana, di Polda Jabar, Bandung, Rabu (14/3/2018).

Pen gun identik dengan tokoh fiksi agen intelijen Inggris, M 16, yakni James Bond di film berjudul Never Say Never Again pada 1983 yang diperankan Sean Connery. 

Pada sejumlah kasus, pen gun juga disita polisi dari sejumlah pihak yang terlibat terorisme pada 2011 dan 2014.

Cara mengoperasionalkan pen gun sangat sederhana.

Layaknya memunculkan tabung isi tinta di bolpoin  pada umumnya, tinggal menarik pelatuk di badan laras ke belakang kemudian, dor!  

"Kami sudah coba, daya ledaknya luar biasa. Bisa membunuh jika ditembakan dalam jarak dekat ke arah organ vital. Ditembakan hingga jarak 3-5 meter, peluru bisa menembus kayu hingga ketebalan 5  cm," ujar Umar. 

Muncul dugaan kuat pen gun tersebut diproduksi di sentra pembuatan senjata angin, kawasan Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Kawasan tersebut sering dirazia polisi karena diduga sebagai pemasok senjata api rakitan.

Menurut para pengrajin senapan angin di Cipacing dan Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, senjata api jenis pen gun sudah tak ada di buat lagi di kawasan itu.

"Dulu pernah ada, tapi sekarang sudah tidak ada yang memproduksi lagi," ujar Idih Sunaedi (57), pengrajin senapan angin, ketika ditemui di Cipacing, Rabu.

Menurut Idih, para pengrajin senapan yang mampu membuat senjata jenis seperti pen gun sudah tidak ada lagi di Cipacing dan Cikeruh. 

Idih mengaku tak tahu mereka pindah ke mana.

Selain itu, Idih mengatakan pengrajin senjata di Cipacing-Cikeruh tergabung dalam sebuah koperasi dan hanya memproduksi senapan angin.

"Kalau yang senjata-senjata api seperti pen gun itu ada di luar koperasi. Itu ulah pengrajin nakal, tapi kami tidak tahu siapa," ujar Idih Sunaedi. 



Sumber : Tribunsnews