PELITAKARAWANG.COM - Angin dan Hujan mengguyur beberapa hari terakhir membuat puluhan hektar tanaman padi di pesawahan Kecamatan Telagasari, Lemahabang dan Tempuran mengalami rebah. 
Akibatnya, selain mengancam harga gabah basah yang anjlok, para petani juga terancam panen dini setelah batang tanamannya patah.


"Ya rebah begini mah gabah juga basah, harganya pasti anjlok, paling percepat panen saja" Kata petani Ciwulan, Kosim.

Yayu Septiani, THL Pertanian Desa Ciwulan, mengatakan tanaman padi rebah diakuinya semakin meluas setelah diguyur hujan dan angin 3 hari terakhir,  itu akibat hujan, angin, kelebihan urea, da  kadang tidak memakai KCL. Bulir padi sebut Yayu, masih bisa selamat kalau usia tanam sudah 90 Hari Setelah Tanam (HST), atau seminggu sebelum panen, karena bulir gabah masih berisi. Tetapi jika kurang dari itu, para petani kadang memilih memanen dini tanaman padinya yang rata-rata ditanami varietas Ciherang. 

Kalau sudah faktor alam demikian, sudah sulit dihindari, bahkan ganti rugi sekalipun tidak ada." Iya pak, puluhan hektar, tapi kalau melihat HST, masih bisa selamat sih, walau mungkin nanti di panen dini," Katanya.

Yayu menambahkan, antisipasi penyelamatan padi rebah itu paling di ikat agar bisa tegak berdiri lagi, Itupun jika mengandalkan penggarap akan menambah upah lagi, disisi lain harga padi rebah dipastikannya akan anjlok ditawar para tengkulak. Kemungkinan, rebah selain faktor varietas dan cuaca, batang yang kurang KCL juga bisa  d mempengaruhi, sebab KCL ini bisa memperkuat batang tanaman. 

" Diselatkamnya ya di tegakan lagi, tapi ini bisa nambah upah juga, disisi lain harganya juga kan bisa anjlok," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distanhutbunak) Karawang, Ir Hanafi Chaniago mengaku, pihaknya belum mendata lengkap jumlah tanaman padi yang rebah akibat hujan angin 3 hari terakhir, pihaknya masih mengumpulkan data dari sejumlah UPTD kaitan luas lahan sawah yang terdampak rebah." Kita mau kumpulin data dulu dari UPTD," Pungkasnya.