PELITAKARAWANG.COM - Sejak awal tahun ini, para ahli astronomi dan masyarakat disuguhkan dengan fenomena alam menakjubkan. Memasuki April, fenomena tersebut sepertinya masih berlanjut.
Menurut Astronom Avivah Yamani, dalam tulisannya dikutip dari situs Langitselatan, Kamis, 5 April 2018, berikut deretan fenomena langit sepanjang bulan ini.
2 April
Planet Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi.
Karena itu, Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini akan terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari.
Menurut Avivah, Merkurius hanya terpisah dua derajat dari Matahari dan akan sangat sulit diamati.
3 April
Bulan dan Jupiter tampak berpasangan di ufuk timur saat keduanya terbit beriringan.
Hal ini diawali oleh terbitnya si planet terbesar di Tata Surya tersebut pada 3 April pukul 20.13 WIB disusul, Bulan dua menit kemudian pada pukul 20.15 WIB. Keduanya hanya terpisah 4,2 derajat sampai 4 April dini hari.
3-4 April
Planet Merah, Mars dan Planet Cincin, Saturnus, akan berpasangan di langit malam sejak terbit. Saturnus terbit pukul 23.28 WIB, disusul Mars dua menit kemudian pada pukul 23.30 WIB. Avivah mengatakan kedua planet ini bisa diamati pada rasi Bintang Sagitarius sampai saat Matahari terbit.
7-8 April
Satu hari sebelum mencapai fase seperempat akhir atau perbani akhir (last quarter), Bulan berpapasan dengan Mars dan Saturnus, lalu membentuk segitiga di langit sejak terbit.
Bulan dan Saturnus hanya terpisah 2,1 derajat dengan Saturnus yang terbit lebih dahulu pada 7 April pukul 23.13 WIB, lalu disusul Bulan pukul 23:23 WIB. Setelah itu barulah Mars terbit pukul 23.24 WIB dan hanya terpisah 3,3 derajat.
8 April
Bulan pada titik apogee. Artinya, Bulan mencapai jarak dari Bumi pada jarak 404.144 kilometer. Selain itu, Bulan terbit pada tengah malam dan terbenam siang hari, serta dapat diamati sejak tengah malam hingga menjelang terbit Matahari.
16 April
Bulan baru, waktunya pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti.
Pada saat itu, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi, Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
17 April
Avivah memastikan pengamat bisa menikmati Bintang Kejora dan Bulan yang berpasangan di langit senja setelah Matahari terbenam.
Keduanya hanya terpisah enam derajat dan tampak beriringan menuju ufuk barat. Bulan terbenam lebih dahulu pada pukul 19.00 WIB disusul Planet Venus sekitar 12 menit kemudian.
18 April
Planet Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi, yakni 20,90 AU, dan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari. 
Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi.
Planet es ini hanya terpisah 0,5 derajat dari Matahari dan terbit serta terbenam hampir bersamaan dengan Matahari.
20 April
Bulan di perigee. Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 368.714 km., 
23 April
Hujan Meteor Lyrid, yang tercatat dalam sejarah terjadi setiap 2.600 tahun, akan mencapai puncaknya pada dini hari atau pukul 01.00 WIB.
Tidak seperti hujan meteor tahunan lainnya, Perseid atau Leonids, Lyrids tidak terlalu terkenal di zaman modern ini. Hujan meteor Lyrid bisa mulai diamati dari 16-25 April setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya, terbit pukul 23.00 WIB.
30 April
Bulan Purnama. Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.






Sumber : Viva.co.id