PELITAKARAWANG.COM –  Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Kamis 17 Mei 2018 mendatang. Sementara untuk 1 Syawal 1439 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri pada Jumat 16 Juni 2018.

Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Oman Fathurrahman mengatakan, ada tiga syarat dalam perhitungan awal Ramadan. Pertama yaitu ijtimak atau konjungsi bulan dan matahari.

Pada Selasa 15 Mei 2018 nanti masih masuk 29 Syaban. Karena terbenam matahari pada pukul 17.28 lebih 58 detik. Sedangkan waktu ijtimak pada pukul 18.50 WIB.

Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Kemudian yang ketiga adalah saat terbenam matahari, posisi bulan masih di atas horizon.

"Salah satu syarat belum terpenuhi maka belum bisa dianggap mulai Ramadan," katanya di kantor PP Muhammadiyah, di Jalan Cik Ditiro, Kota Yogyakarta, Senin 14 Mei 2018.

Sementara untuk 10 Dzulhijah atau Idul Adha, jatuh pada Rabu, 22 Agustus 2018 mendatang. Perhitungan ini sebagaimana maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2018 tertanggal 9 Maret 2018, berdasar hasil Hisab yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid.

Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah mengatakan, dengan ditetapkannya ibadah puasa Ramadan 1439 H bagi umat Islam di Indonesia agar mengikuti Sunnah Rasulullah.

"Jadikan puasa dan ibadah Ramadan sebagai proses perubahan perilaku menuju Ihsan atau kebajikan utama yang membentuk kesalehan individual dalam ranah pribadi maupun sosial," katanya.

Yunahar juga meminta agar momen ini membentuk dan memperkuat karakter diri setiap muslim. Serta warga bangsa yang uswah hasanah atau bersuri-tauldan yang baik.
"Seraya dengan itu, mengindari hal-hal yang mengarah pada dosa dan permusuhan, penyelewengan, kekerasan, kedengkian, amarah. Provokasi, teror, serta segala bentuk perilaku dan tindakan yang tidak beradab dalam kehidupan pribadi maupun sosial," ucapnya.