PELITAKARAWANG.COM - Dua Minggu menjelang Idul Fitri, masyarakat nampaknya harus waspada saat belanja daging. Pasalnya, Bidang Kesmavet Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distanhutbunak) menemukan kejanggalan daging di pasar tradisional dan ritel, karena diduga disuntik air oleh oknum tidak bertanggung jawab. 



Tujuannya, agar bobot daging saat ditakar dalam kilogram bisa bertambah berat, sementara ancaman kesehatan jika dalam air mengandung bakteri, tidak banyak dipedulikan oknum pedagang daging yang mulai marak akhir-akhir ini.


Kesmavet Distanhutbunak Karawang, drh Sugiharto mengatakan, Selama beberapa pekan terakhir, pihaknya sudah jalan dilapangan, tepatnya di 5 pasar tradisional dan 9 ritel, dan rencananya 3 pasar tradisional lagi yang akan dikejar hingga menjelang idul Fitri. 


Secara umum,  temuan tentu saja ada saat pihaknya cek kesehatan dan kelayakan hewan atau daging yang akan di konsumsi, seperti di Pasar Rengasdengklok misalnya, Ia temukan ada daging ayam yang disuntik air, tujuannya jelas untuk meraup untung dengan menambah bobot daging yang akan dijual. Ada yang berkelit karena untuk ganti bulu ayam agar bersih, ada juga yang mengklaim permintaan konsumen sendiri dalam hal ini mungkin tukang sayuran dikampung-kampung.


 "Tapi bagaimanapun alasannya tetap kita tidak tahu, Karena secara kualitas, daging ayam yang disuntik air otomatis bukan produk daging ayam yang utuh dan aman dikonsumsi," Katanya.


Sugiharto menambahkan, daging yang disuntik  dikhawatirkannya  terkontaminasi bakteri dan berpengaruh pada kesehatan produk pangan, bahkan hal ini  para pedagang mengakui sendiri bahwa daging yang dijual itu disuntik air, karenanya, para pembeli harus jeli,  Mana ayam yang cuma habis dibasahi atau disimpan di baskom air,  mana juga yang disuntik. Karenanya, ia bersama tim ambil sampel dugaan -dugaan tersebut. Sementara untuk jenis daging sapi dan kerbau, diakuinya masih aman dan layak. " Ya memang air, tapi kalau airnya lama-lama mengandung bakteri, cukup membahayakan juga kan pada kesehatan pembeli," Ujarnya.



Satu lagi yang menjadi concern tim pada pedagang , sebut Sugiharto adalah daging ayam beku yang berasal dari luar karawang. Dijelaskan ke pedagang,  bahwa bila menjual produk daging ayam beku maka wajib bawa dokumen, minimalnya fotokopi Surat keterangan Kesehatan Hewan dan produk hewan (SKKH) dari instansi Pemda dari daerah asal, itu dilakukan untuk menjamin daging ayam beku yang dibawa adalah legal dari daerah asal dan tentunya telah diperiksa kesehatan produknya. Misalnya, ia contohkan,  daging ayam beku yang dibawa dari Jombang Jawa Timur,  maka harus ada SKKH dari pemerintah Kabupaten jombang. Secara umum kalau di evaluasi dari tahun-tahun sebelumnya, ada juha pedagang yang ia check sudah tidak melakukan.


" Warga harus bisa bedakan dari kasat mata, Kalau yang disuntik ayam nampak lebih lbesar dan saat diraba dilapisan bawah kulitnya ada penumpukan air, bahkan kalau di potong di tempat, lebih nampak lagi," ,katanya.


Meskipun secara umum daging sapi aman dan sebagian daging ayam juga aman, tapi yang terpenting baginya adalah lebih menginformasikan ke pedagang pentingnya menjaga kebersihan,  dan bagaimana cara agar menjaga produk daging dari lalat dan serangga. 


"Kita bukan saja ambil sampel, tapi juga memberikan peringatan bagi pedagang, juga imbauan kepada masyarakat agar berhati-hati," Pungkasnya.