PELITAKARAWANG.COM - Sepekan menjelang lebaran, kondisi jalan Proklamasi depan pasar Rengasdengklok semakin semrawut dan kemacetan yang terjadi semakin parah. Pasalnya para Pedagang Kaki Lima (PKL) terkesan semakin sulit diatur.


Seorang pengguna jalan, Aedi warga asal Kecamatan Kutawaluya, yang juga sering melintasi jalan tersebut mengeluhkan kemacetan yang terjadi akhir-akhir ini. Menurutnya selain semakin ramainya pasar jelang hari raya Idul Fitri kemacetan juga disebabkan oleh para PKL yang terlihat semakin sulit ditertibkan.


"Lahan parkir juga yang memakan sebagian badan jalan, dan ya kaki lima yang seperti kita ketahui bersama 24 jam mereka berdagang," keluhnya, Senin (4/6).


Masih menurutnya yang lebih memprihatinkan adalah trotoar jalan yang juga digunakan para PKL untuk membangun lapaknya sehingga merebut hak para pengguna jalan, seperti halnya PKL dipertigaan pasar depan masjid Nurul Amal samping Gedung Kecamatan Rengasdengklok yang Lama yang sangat mengganggu kelancaran lalu lintas sekitar.


"Berdagang itu usaha yang halal hanya menggunakan trotoar jalan untuk berdagang 24 jam itu merugikan banyak orang dan telah merampas hak banyak orang," tegasnya.


Hal senada juga di ungkapkan seorang warganet dengan akun bernama Daman Huri asal Kecamatan Rengasdengklok, yang telah mengunggah foto bongkar muatan di pinggir jalan sehingga mengganggu para pengguna jalan lainnya dengan keterangan foto sedikit menyinggung kondisi yang ada dalam fotonya tersebut.


Sementara itu Camat Rengasdengklok, Asep Wahyu Suherman saat dihubungi melalui sambungan telepon selularnya mengaku telah memberikan instruksi dari jauh hari terkait PKL yang ada, agar dapat terus berdagang dan tidak mengganggu kepentingan masyarakat umum.


"Sudah dari jauh hari saya memberi instruksi untuk tertib dalam melakukan aktivitasnya kepada para PKL, dan dalam waktu dekat juga akan kita benahi pasar Rengasdengklok," pungkasnya.


Sementara itu Kasie Trantib Kecamatan Rengasdengklok, Asep Madya tak terlihat ada di kantornya saat ingin dimintai keterangan.