PELITAKARAWANG.COM  - Setelah kurang lebih satu bulan semenjak rumahnya dibongkar, demi program perbaikan, Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Rohati (60) warga Dusun Teluk Ampel RT.01 RW.02 Desa Karyamakmur Kecamatan Batujaya. Masih harus menahan rasa untuk bisa kembali kerumahnya sendiri.

Pasalnya pekerjaan rumahnya tersebut masih belum kunjung selesai bahkan progres pekerjaan terlihat masih dibawah 50%, Rabu (22/8). Dan hal tersebut sangat membuatnya tak nyaman yang harus tinggal menumpang dirumah kerabatnya, sementara kondisi fisik Rohati juga diketahui tidak bisa berjalan.

"Kepengennya cepet selesai, kondisi saya kan nggak bisa jalan. Apalagi saya punya 2 orang cucu yang masih sekolah. Cucu saya itu udah nggak punya ibu (piatu)," katanya, Rabu (22/8).

Sebelumnya beberapa tetangga Rohati, Amin warga Dusun Telukampel RT.01/01 Desa Karyamakmur Kecamatan Batujaya, yang juga penerima manfaat program tersebut, mengatakan tidak mengerti dengan tingkah pelaksana pekerjaan yang terlihat sangat sembarangan dalam bekerja. Menurutnya bahan yang digunakan jelas tidak layak, seperti pasir yang kualitasnya jelek, kayu dan besi sluf yang terlihat banyak sambungannya. 

"Selain material yang digunakan banyak yang tidak bagus kualitasnya pekerjaan juga terasa lama. Sebelumnya juga sudah ada beberapa tetangga yang dapat program rutilahu, dan pekerjaan yang sebelumnya bagus dan sesuai dengan harapan," papar Amin.

Ditempat terpisah Kepala Desa Karyamakmur, Kecamatan Batujaya, Hartasim mengatakan, dirinya pun sangat menyesalkan dengan pembangunan Rutilahu tersebut, yang menurutnya dikerjakan dengan waktu yang lama dan jelas menjadi beban tersendiri bagi si penerima manfaat.

“Saya tidak tahu siapa pemborongnya, yang jelas pekerjaan rutilahu tersebut dikerjakan asal-asalan di lihat dari bahan materialnya, bukan itu saja pekerjaan sampai saat ini belum sampai 50%. Dan saya sempat komunikasi dengan dinas dan mengatakan pekerjaan tersebut memang diberi waktu 75 hari, yang menurut saya itu sangat lama," kata Kades yang akarab disapa Ipung tersebut.

Lanjut Hartasim, dirinya berharap kepada pemborong agar menggunakan bahan material yang sesuai juga layak, dan dikerjakan lebih cepat. 

"Menurut saya kalau pembangunan Rutilahu tersebut paling lama 20 hari sudah selesai, di Desa Kami ada 3 (tiga) Rumah yang mendapatkan program Rutilahu tetapi 1 gagal karena tanahnya dijual oleh pemiliknya," pungkas Kades Ipung.