PELITAKARAWANG.COM - Musim kemarau panjang, disebut tidak membuat produksi gabah petani paska panen di Karawang turun. Dari target 1,3 juta ton tahun ini, per Juli 2018, Karawang baru mengejar capaian sekitar 51,5 persen atau sudah 707 ribu ton dengan jumlah sisa lahan belum panen sekitar 36 ribu hektar. Dengan hasil produksi rata-rata 8-10 ton GKP perhektar, gabah di Karawang yang sedang moncer harganya diatas Rp 500 ribu perkwintalnya ini, diklaim bebas dari puso dan kekeringan.
" Di Jawa Barat itu yang kekeringan dan Puso hanya 1,8 ribu hektar saja, dengan luas yang terancam 19 ribu hektar, nah Karawang , Bekasi dan Purwakarta ini nol kekeringan dan Puso sama sekali, " Kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holkikuktura Provinsi Jawa Barat Unef Supriyadi disela-sela panen raya dan tanam kedelai di Desa Pasirtanjung Kecamatan Lemahabang Kamis (23/8).

Unef menambahkan, Target produksi padi di Jawa Barat tahun ini adalah 13 juta ton, dan per 23 Agustus ini yang  d terupdate, baru 7,2 ton, sehingga pihaknya masih ada PR sekitar 6 juta ton lagi diberbagai kabupaten, kota yang ada di Jawa Barat. Karenanya, ia targetkan, 

Agustus ini bisa bertambah tuntasnya sampai 4 juta ton lagi dan September - Oktober tuntas seterusnya dengan 3 juta ton. Karawang, ia apresiasi sudah mendekati target produksi, karena memang Kabupaten ini zero kekeringan dan zero puso dibanding dikabupaten lainnya, dalam artian kering itu adalah pertanaman yang sudah ditanam kemudian kering, bukan yang belum ditanam. Semoga, hal ini bisa dipertahankan, karena luas ancaman kekeringan di Jawa Barat potensinya masih 19 ribu hektar, sehingga perlu ada pengendaliannya secara berkesinambungan." Kalau kering belum ditanam itu lain hal, tapi yang kita hitung adalah sawah yang sudah ditanami kemudian kering, ini tidak terjadi di Karawang," Katanya.