PELITAKARAWAMG.COM-.Kejahatan seksual dan kekerasan pada anak masih saja bergentayangan serta mengancam, misal.dengan bermodus adakan kegiatan ekstrakurikuler, seorang oknum guru honorer Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Satu Atap (Satap) di kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, diduga telah melakukan perbuatan cabul terhadap murid-muridnya selama hampir 10 tahun.

Oknum guru berinisial ON lakukan pelecehan seksual biasanya kepada siswa kelas 7 dan 8. Hal tersebut dikatakan seorang alumni sekolah tersebut, SD warga Desa Sedari kepada awak media, Rabu (26/9).

0

"Karena siswa kelas 7 dan 8 biasanya belum berani melawan, dan itu dilakukannya sejak saya masih sekolah sekitar tahun 2007. Hanya waktu itu dia belum seberani sekarang, dengan alasan kegiatan ekstrakurikuler, siswa diajak menginap di rumahnya, dan hal ini dilakukannya terus menerus dari dulu sampai saat ini," jelas SD.

Menurutnya sampai dengan saat ini entah berapa banyak korban yang bermunculan atas kebiasaan ON yang menyimpang tersebut.

"Kami sudah mengadukan hal ini ke pihak sekolah, bahkan saya ikut mendampingi siswa untuk mengadukan apa yang telah dilakukan ON ke pihak sekolah. Ada sekitar dua minggu lalu," katanya.

Ditempat yang sama AMD, DN, STD, STT, empat orang siswa yang saat ini duduk di kelas 8, SMPN 1 Satap Cibuaya membenarkan, bahwa mereka pernah menjadi objek tindakan cabul dari oknum guru berinisial ON tersebut.

"Dengan diancam tidak dinaikkan kelas atau akan dikurangi nilainya kami dipaksa ON untuk nginap dirumahnya, waktu nginap tidur kita diatur dia. Dia raba alat kemaluan kita," jelas AMD dengan penuh malu.

Masih menurut ke empat siswa tersebut, selain mereka, masih banyak siswa yang juga menjadi sasaran atau korban oknum guru honorer tersebut untuk melampiaskan hasratnya.

"Ya bukan kita aja yang sering disuruh nginap sama dia, tapi banyak. Kemaluan kita dimainin sama dia, kalau ngga mau kita diancam," kata AMD.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Satap Cibuaya, Rusyana dibuat kaget dengan kenyataan tersebut, dirinya pun mengaku baru dua bulan menjabat sebagai kepala di sekolah tersebut.

"Masih dalam tahap pengenalan sekolah dan pengenalan lingkungan, dua bulan kurang saya menjadi kepala sekolah di sini. Kita akan memastikan hal tersebut, yang namanya pengaduan kan sah-sah saja tetapi kami perlu informasi yang lebih lengkap," kata Rusyana saat ditemui awak media di kantornya.

Rusyana pun berjanji dengan lengkapnya informasi dan jelasnya apa yang tengah terjadi, pihak sekolah akan segera mengambil langkah tegas terhadap pelaku.

"Kita akan segera tindaklanjuti informasi ini, agar kebiasaan oknum tersebut yang saat ini diketahui tak lagi berlangsung dan menimbulkan keresahan para siswa dan orang tua siswa," tegasnya.