PELITAKARAWANG.COM-.Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) bergerak cepat untuk menangani pencemaran sungai Citarum. Bahkan Emil akan mulai rapat terkait teknis penanganan sungai Citarum pada pekan ini.

'Mulai rapat pekan ini untuk memetakan masalah,' kata Emil saat ditemui di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis, 13 September 2018.

Mantan Wali Kota Bandung ini mengaku tidak bisa menyelesaikan masalah pencemaran sungai Citarum dari sisi pemerintah. Pasalnya diakui Emil, penanganan tersebut harus dilakukan secara multi dimensi termasuk perusahaan-perusahaan yang berada di sepanjang aliran sungai Citarum.

'Citarum ini multi dimensi, tidak bisa perspektif pengusaha, tapi harus ada perspektif dari lingkungan dan lain-lain,' sambungnya.

Emil mengaku belum bisa membeberkan secara teknis penanganan sungai Citarum. Hal itu akan dikemukakan usai menggelar pertemuan dengan beberapa pihak terkait untuk menindaklanjuti sungai terpanjang di Jawa barat tersebut.

'Saya jadi pemimpin kan jadi keranjang masalah juga. Nah termasuk Citarum nanti kita akan cari solusi bersama-sama, minggu ini mulai rapat,' tegasnya.

Presiden Joko Widodo memerintahkan semua jajarannya segera menata Sungai Citarum. Ia meminta kementerian dan pemerintah daerah bersinergi dalam penataan ini.

Hal itu ditegaskan Presiden saat rapat terbatas mengenai Sungai Citarum di Balitbang Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bandung, Jawa Barat.

'Penataan Sungai Citarum harus segera dilakukan, jangan ditunda-tunda lagi. Nantinya akan kita pakai untuk jadi contoh DAS (daerah aliran sungai) yang lain, yang menyangkut hajat hidup masyarakat banyak. Kita mulai penanganannya mulai dari hulu, tengah sampai hilir,' kata Jokowi, Selasa, 16 Januari 2018 lalu.

Presiden memandang penataan ini sangat penting. Apalagi, Sungai Citarum memiliki nilai sejarah, nilai ekonomi dan nilai sosial. Bukan hanya untuk masyarakat Jawa Barat, tapi juga bermanfaat untuk warga DKI Jakarta.

Menurut dia, Sungai Citarum merupakan sumber air minum 27,5 juta penduduk, baik di Jawa Barat maupun DKI Jakarta. Bahkan, 80 persen air minum masyarakat Jakarta bersumber dari Sungai Citarum.

Selain itu, kata Presiden, 420 ribu hektare lahan irigasi airnya juga bersumber dari Sungai Citarum. Kemudian, ada tiga PLTA yakni Sabuling, Hirata dan Jatiluhur yang dibangun di aliran sungai ini.

'Ketiganya mampu menghasilkan 1.400 megawatt pasokan listrik,' ujarnya.