PELITAKARAWANG.COM,-  Paguyuban Ikatan Masyarakat Cilamaya (Ismaya) kembali datangi pantai Tangkolak Desa Sukakerta Kecamatan Cilamaya Wetan. Aksi paguyuban yang melibatkan FMS, MSMC, SKMS Cilamaya dan Banyusari, R15, Cilamaya Supermoto, Srikandi Ismaya dan Vaporizer Cilamaya tersebut, datangi lokasi mangrove Tangkolak untuk kegiatan bersih-bersih pantai.(30/09/2018).

Dikatakan Ketua Paguyuban Ismaya, Adi Haryanto mengatakan, sedikitnya 165 orang dari perwakilan  komunitas Cilamaya datangi pantai tengkorak bersama-sama dalam rangka aksi peduli lingkungan di bibir pantai. Karena, tumpukan sampah laut masih saja nampak di lokasi tersebut.Dengan membawa alat pembersih seperti karung, teman-teman komunitasnya ini gropyokan memunguti sampah yang tersandung di pepohonan mangrove maupun dibibir pantai akibat terbawa arus gelombang. " Kita gelar kegiatan aksi peduli lingkungan di pantai ini, dengan melibatkan 165 orang, kita bersihkan pantai tengkolak," Katanya.

Adi yang akrab disapa Akew ini menambahkan, aksi yang dilakukannya ini  adalah juga pesan buat masyarakat dan pemerintah setempat, sekiranya sadar dan lebih peduli lagi. Soalnya kalau dilihat seandainya di rawat dan bersih, Tangkolak bisa semakin maju menjadi objek wisata yang bagus, bahkan bisa menambah penghasilan masyarakat setempat khususnya." Kalau dikelola dengan bagus, ini bisa jadi tempat wisata yang semakin bagus," Katanya.

Sementara itu, penikmat Mangrove asal Manggungjaya, Nurhadi Saputra mengatakan, kalangan milenial, komunitas dan masyarakat pesisir Cilamaya semakin demam mangrove dengan aksi tanam, kepedulian lingkungan hingga menjadikan mangrove sasaran lokasi wisata yang semakin didorong. Dirinya juga kaget, saat berkunjung ke Tanjungbaru, hutan mangrovenya semakin hari semakin rindang, bahkan kalau di kelola dengan  baik dan kreatif akan menjadi destinasi wisata mangrove baru yang menarik di tanjung baru. Secara tak sengaja, ia bersama temannya gowes bareng ke Tanjungbaru,suasana hening dan sejuk saat melintas di akses jalan rusak menuju Tanjung baru, ternyata ada pohon-pohon mangrove yang semakin rindang sepanjang 1 kilometer. Walaupun, keluhnya, akses jalan yang masih rusak,  sekitaran mangrove kotor  dan  kumuh masih mewarnai. Namun, gowes ditengah rindangnya mangrove, ada kepuasan tersendiri, semoga kepedulian pada mangrove dan infrastrukturnya bukan saja jadi tugas para komunitas dan perusahaan, tapi juga oleh Pemerintah daerah yang harus serius menggarap calon-calon wisata bahari ini. " Saya juga kaget, ditanjung baru yang jalannya rusak, tersimpan kerinduan gan mangrove saat gowes, ini kan luar biasa," Katanya.