Ilustrai Toga dan
 Logo Tut Wuri
PELITAKARAWANG.COM - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan merekrut 8.150 dosen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini. Jumlah tersebut masih belum cukup untuk menambal angka kekurangan dosen di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yang totalnya mencapai 15.000 dosen.
"Saya sudah estimasi paling dapatnya 1.500 CPNS, karena biasanya dapat begitu. Kini alhamdulillah dapat 9.260," kata Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa, 18 September 2018.

Dari 9.260 ini, lanjut Nasir, akan terbagi lagi dalam kategori dosen dan nondosen.  Total 8.150 dosen dan selebihnya tenaga pendidik dan nondosen.  Kemenristekdikti awalnya mengajukan CPNS sebanyak 14.000 hingga 15.000 formasi. "Kami mengajukan 14.000 sampai 15.000, disetujui 9.260 ini luar biasa," tutur Nasir.

Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro Semarang ini mengakui, meski di atas ekspektasi, namun jumlah ini belum mencukupi untuk mengatasi persoalan kekurangan dosen.

"Untuk jangka pendek menyelesaikan masalah tapi belum seluruh total," jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini terjadi kekurangan 15.000 dosen.  Berdasarkan data Direktorat Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kemenristekdikti, kekurangan tersebut berasal dari 9.000 dosen di PTN lama, dan 6.000 di 36 PTN baru. Jadi setelah mendapat kuota rekrutmen dosen baru, PTN masih kekurangan 6.850 dosen lagi.

"Karena ada 36 PTN baru, jadi kekurangan untuk PTN baru saja sekitar 6.000 dosen baru. Maka itu, PTN baru ini harus dapat alokasi dosen yang cukup," sebut Nasir.

Untuk mengatasi persoalan kekurangan dosen tersebut, solusi jangka pendek yang ditempuh Nasir adalah dengan merekrut dosen NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus).  NIDK adalah nomor induk yang diterbitkan oleh Kemenristekdikti untuk dosen/instruktur yang bekerja paruh waktu, atau dosen yang bekerja penuh waktu tetapi satuan administrasi pangkalnya di instansi lain, dan diangkat perguruan tinggi berdasarkan perjanjian kerja.

"Ini solusi jangka pendek," tutup Nasir.