PELITAKARAWANG.COM.– Proyek drainase di Jalan Ahmad Yani Karawang ramai diperbincangkan netizen. Pasalnya proyek yang menelan APBD Karawang sebesar Rp15.647.826.000,- itu diduga menggunakan besi karatan dalam pengecorannya.Bahkan salah seorang praktisi hukum Karawang sempat menyoroti hal itu.Meminta Kejaksaan Karawang turun langsung melakukan pengecekan bahan-bahan proyek APBD tersebut.
Ketika dikonfirmasi kepada Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat, membantah jika proyek PT Adhikarya Teknik Perkas itu menggunakan besi karatan.

Dudi menjelaskan proyek yang dikerjakan 12 September sampai 30 Desember 2019. Menurutnya besi proyek itu terkena hujan,sehingga terlihat seperti karatan. Besi proyek disimpan dibahu jalan arah kantor Kejaksaan. Ia berani dikroscek bila besi itu tidak karatan.

“Saya di bully (medsos) karena besi karatan itu. Image masyarakat jika karatan bukan barang bagus,” kata Dudi saat percekapan.

Dudi juga mengaku tidak masalah bila ada kritikan dari netizen, karena suatu masukan agar ia tidak leha-leha pengawasan proyek. “Terus terang saya tidak main-main, saya terimakasih kepada masyarakat, jadi menekan pemborongnya benar-benar,” kata Dudi lagi.

Dudi tidak menampik bila drainase itu sempat diperbaiki tahun 2014 lalu. Namun tahun ini dibongkar lagi karena keinginan bupati Karawang,katanya.

“Bupati ingin bagus. Ingin seperti jalan di Asia-Afrika di Bandung. Tiap hari saya nongkrong terus,kata Dudi menegaskan.Issu adanya kongkaling dengan pemborong untuk mendapatkan tender proyek drainase, Dudi juga menampik hal tersebut. “Saya tidak kenal nama Jujur (pemborong)sebelumnya, kenal sama Jujur setelah ada kontrak untuk pengawasan, sebelumnya tidak kenal,” tandas Dudi.

Namun pernyataan tidak menyenangkan muncul dari perkataaan pemborong proyek drainase bernisial “JR”. Dalam percakapan dengan Kabid, pemborong itu menyebutkan wartawan ngutak -ngatik proyek.“Saya tidak habis pikir, wartawan bagian dari penyelidikan atau gimana. Seolah penyelidikan dan pemeriksaan,” sebutnya yang ditunjukan ke wartawan.

Masukan bagi saya, tidak boleh leha-leha tidak menyalahkan masyarakat, saya terimakasih kepada masyarakat. Saya menekan pemborong benar-benar.

“Tapi jangan ujung-ujungnya duit,” kata pemborong.

Atas pernyataan tidak menyenangkan nezien mem-bully pemborong. Netizen meminta pemborong dievaluasi pihak PUPR agar bersikap tidak arogansi dianggap mencedrai profesi wartawan.

Kabar ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari Kadis PUPR H Acep Jamhuri.